Salin Artikel

Polisi Sebut Mahasiswi USU Tewas Minum Racun Potas, Keluarga Keberatan

Pernyataan ini ditentang keluarga Mahira, lantaran dianggap prematur dan tanpa melampirkan bukti ilmiahnya.

"Keluarga keberatan dengan statement itu, tanpa (didampingi) hasil ilmiah, kalau memang sudah pasti (minum racun), Polrestabes saja yang memutuskan perkara, enggak usah lagi ke pengadilan. Kita laporan ke Polrestabes saja, dia yang menentukan," ujar pengacara keluarga Mahira, Oky Andriansyah, kepada Kompas.com, Kamis (15/6/2023).

Oky juga mempertanyakan keterangan Valentino yang mengatakan Mahira menenggak racun dengan teh manis.

"Selama ini pihak keluarga menyatakan Mahira tidak suka teh manis, Ira juga tidak pernah makan obat sembarangan, apalagi makan potas. Kapan tanggal (potas) dipesan, enggak bisa menjawab (polisi)," ujarnya.

Karena itu, dia berharap Kapolda, Kapolri atau bila perlu Presiden ikut membantu mengawal kasus ini.

"Saya juga berharap hasil otopsi dinyatakan sebenarnya, sesuai bukti ilmiah, apa yang dipaparkan masuk akal dan diterima pihak keluarga,"tutupnya.

Sebelumnya, Valentino menyatakan tidak ada indikasi orang terdekat membunuh Mahira. 

Dia kemudian menyebutkan, ada indikasi bunuh diri dalam kematian mahasiswi Universitas Sumatera Utara tersebut.

"Sekali lagi ini mengarahnya ke bunuh diri, bukan (dilakukan) orang dekat," ujar Kapolrestabes Medan Kombes Pol Valentino Alfa Tatareda kepada wartawan di kantornya, Rabu (14/6/2023).

Kata Valentino berdasarkan pemeriksaan di handphone, Mahira sebelum ditemukan tewas,  sempat memesan racun jenis potas melalui aplikasi online.

"Bahwa pemesanannya, lewat salah satu aplikator yang sudah kita periksa di sana sudah bener, almarhumah memesan, lalu si pengirimannya sudah kita cek betul-betul. (ternyata) Mengirim ke almarhumah, yang dipesan racun potas," ujar Valentino.

Setelah mendapatkan racun tersebut, Mahira mencari cara untuk bunuh diri melalui internet. Polisi juga telah menemukan bukti racun tersebut di rumah Mahira.

"Ada (kita amankan), termasuk alat yang membantu (Mahira bunuh diri), itu pakai teh manis, lalu diminumnya, kira-kira gitu," ungkap Valentino

Namun, untuk keterangan ilmiahnya, Valentino masih menunggu hasil dari laboratorium forensik Polda Sumut.

Dalam waktu dekat informasi tersebut akan di detailkan penyidik.

"Ini nanti semuanya akan di kasih keterangan oleh Labfor dan juga dari rumah sakit, kita tunggu itu saja, karena ini sudah proses ekshumasi dan lain lain," tutup Valentino.


Diberitakan sebelumnya, Mahira ditemukan tewas saat paman sekaligus pengacara keluarganya, Oky Andriasyah mengunjungi rumahnya di Komplek Rivera, Kecamatan Medan Amplas.

Awalnya istri Oky, yang merupakan adik dari YA mendapat informasi bahwa Mahira sudah seminggu lebih tidak masuk kuliah.

"Istri saya dihubungi teman Mahira lewat DM (direct message) Instagram, kok Mahira enggak masuk-masuk kampus. Karena Mahira tidak bisa dihubungi, Rabu (3/5/2023) sekitar jam 10 malam, kami inisiatif ke rumahnya," ujar Oky kepada Kompas.com, Kamis (18/5/2023).

Tiba di sana, rumah Mahira terlihat gelap, sementara sepeda motornya terlihat di halaman rumah. Namun kondisi pagar rumahnya tergembok dari luar.

“Tapi saya ingat betul kata YA dulu, kalau gembok kami di luar, berarti kami sedang di luar," ujar Oky.

Merasa curiga Oky lalu menghubungi satpam di perumahan tersebut. Kemudian satpam memanjat ke lantai 2 rumah Mahira.

Dari sana aroma busuk mulai menyengat. Tiba-tiba di saat itu juga ayah angkat Mahira juga datang ke sana.

Mereka lalu mendobrak pintu rumah tersebut dan ditemukanlah jasad Mahira sudah membusuk di dapur.

Selain itu di lantai tempat Mahira ditemukan sudah terlihat menguning, seperti bekas terbakar.

Saat itu jasad korban akan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan.

Namun anehnya, menurut Oky, ayah angkat Mahira justru meminta agar korban segera dikuburkan dan menolak adanya otopsi.

Keesokan harinya lalu jenazah Mahira dikuburkan di tempat pemakaman umum (TPU) yang berada di Kecamatan Medan Denai, Kota Medan.

Setelah pemakaman, Oky ketemu dengan ayah kandung Mahira, Pariono. Saat itu Pariono mencurigai bahwa Mahira tewas tidak wajar.

"Kematian ini kok ada kejanggalan, seorang mahasiswi USU yang saleh dan memiliki track record bagus," ujar Oky.

Di sisi lain kecurigaan juga terkuak dari surat wasiat yang ditemukan di dekat jasad Mahira yang diduga palsu karena tulisannya beda dari milik korban.

"Dari surat wasiat itu, bukan Mahira yang punya, di surat ada tulisan bapakku. Sementara Mahira manggil bapaknya itu papa ke bapak angkatnya itu. Nah, dia (Mahira) juga enggak pernah bilang dirinya aku. Dia selalu menyebut dirinya dengan nama Ira," ujarnya.

Kata Oky, sejak cerita ini muncul, polisi membongkar makam Mahira untuk dan selanjutnya dilakukan otopsi pada Sabtu (9/5/2023).

https://medan.kompas.com/read/2023/06/15/183303778/polisi-sebut-mahasiswi-usu-tewas-minum-racun-potas-keluarga-keberatan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke