Sebelum meninggal dunia, B sempat bercerita ke sang ibu jika dipukuli oleh kakak kelasnya.
Yusraini Nasution, ibu B bercerita pada Kamis (22/6/2023), anaknya yang baru pulang sekolah langsung datang ke lapak tempatnya berjualan.
Saat itu, anak pertamanya ini mengeluh kesakitan setelah dianiaya oleh kakak kelasnya sepulang dari sekolah.
"Dia kemarin dipukuli sama abang - abang kelasnya, kelas lima kelas enam, sementara anak saya kelas dua SD. Pulang-pulang dia sudah nangis, ngadu dipukuli," kata Butet saat diwawancarai di rumahnya, Rabu (28/6/2023).
Saat datang, B dalam kondisi menangis dan terlihat pucat. Yusraini pun berusaha menenangkan anaknya.
Setelah itu ia mendatangi kakak kelas B yang disebut telah memukuli anaknya dan mengadukan perbuatan pelaku ke orangtuanya.
"Si anak ini (pelaku bilang) mana ada pukul si B, tapi aku pun nggak mau ribut-ribut ( sama orang tuanya). Cuma aku mau ngasih tahu (ke bapaknya)," kata dia.
Yusriani pun meyakini anaknya tak akan berbohong atas peristiwa tersebut.
Demam dua hari sebelum dinyatakan meninggal
Pada Kamis malam, B demam tinggi dan mengeluh sakit di sekujur tubuhnya. Yusriani pun mengaku sempat memanggil tukang pijat untuk anaknya.
"Dia demam malamnya, selama dua hari, sudah turun panasnya. Dia bilang sakit badannya, saya bawa kusuk, nggak sakit lagi," ujarnya.
"Nggak ada nampak luka memar. Dia cuma mengeluh sakit tidak mau makan, cuma minum," sambungnya.
Tak hanya demam, sang anak juga terlihat selalu ketakutan dan trauma. Selain itu B tak mau makan dan juga minum.
"Semenjak dipukul B tidak mau makan cuma mau minum, sakit badan semua katanya, tapi B tidak bilangnya di bagian mana," ujar Yusriani.
Lantaran kondisinya tak kunjung membaik, B pun dibawa berobat ke Rumah Sakit Madani pada Selasa (27/6/2023).
Namun saat itu pihak rumah sakit menolak biaya pengobatan dengan BPJS karena B menjadi korban penganiayaan.
Karena keterbatasan biaya, keluarga pun membawa B ke RS Pirngadi Medan. Tak lama setelah mendapat perawatan, B dinyatakan meninggal dunia.
Sebelum meninggal, B mengaku ada lima anak yang memukulinya.
"Tapi waktu kemarin sebelum dia meninggal, sempat bilang ada lima orang yang menganiaya dia, orang dekat-dekat sini juga," bebernya.
"Tapi orangnya nggak bisa kita sebutkan pak, nanti merumitkan masalah. Saya maafkan siapapun yang menjahati anak saya itu pak, tapi saya gak ikhlas sakit hati ini pak. Gara-gara dipukuli orang, anak saya meninggal pak. Itu anak pertama pak, anak kebahagiaanku pak," tuturnya.
Saat dikonfirmasi, Kapolsek Medan Kota, Selvin Trianingsih mengatakan masih menyelidiki dugaan bullying yang dialami B.
"Mengenai kasus ini masih dalam penyidikan unit PPA Polrestabes Medan," katanya.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Rahmat Utomo | Editor : Michael Hangga Wismabrata), Tribun Medan
https://medan.kompas.com/read/2023/06/29/155500078/sempat-mengaku-dipukuli-kakak-kelasnya-siswa-sd-di-medan-demam-2-hari-dan