Salin Artikel

Danau Sidihoni di Pulau Samosir yang Berjuluk Danau di Atas Danau

KOMPAS.com - Pulau Samosir yang terletak di tengah Danau Toba memiliki sebuah fenomena alam unik yang berjuluk ‘danau di atas danau’.

Julukan ini disematkan pada Danau Sidihoni atau Tao Sidihoni di Pulau Samosir karena letaknya yang lebih tinggi daripada Danau Toba.

Ketinggian ini diukur dari posisi Danau Sidihoni yang berada pada ketinggian 1300 mdpl, sementara Danau Toba berada dibawahnya yaitu pada ketinggian 905 mdpl.

Danau Sidihoni atau Tao Sidihoni terletak di kawasan Danau Toba, yaitu di Pulau Samosir yang berada di tengah-tengah danau.

Dilansir dari laman Antara, lokasi Danau Sidihoni tepatnya berada di Kecamatan Ronggur Ni Huta, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara.

Danau Sidihoni hanya berjarak 8 kilometer dari Pangururan ibukota Kabupaten Samosir sehingga sangat mudah dijangkau.

Sementara dari Kota Medan diperlukan waktu sekitar enam jam perjalanan untuk mencapai danau ini.

Perjalanan dari Pangururan ke Danau Sidihoni akan melewati jalan menanjak, namun sepanjang perjalanan wisatawan akan dimanjakan oleh pemandangan yang indah.

Sejarah Terbentuknya Danau Sidihoni

Keberadaan Danau Sidihoni tidak terlepas dari sejarah terbentuknya Pulau Samosir.

Seperti diketahui, Pulau Samosir merupakan dasar danau yang kemudian terangkat ke permukaan.

Dilansir dari laman Geopark Kaldera Toba, dalam konsep geo-volkanologi fenomena terbentuknya Pulau Samosir dikenal sebagai manifestasi dari ‘resurgent doming’.

Fenomena ini berupa pengangkatan dasar kawah atau kaldera sebagai akibat dari desakan magma dalam proses pencapaian kesetimbangan baru pasca-erupsi.

Diketahui terdapat dua buah danau di Pulau Samosir, yaitu Danau Sidihoni dan Danau Aek Natonang.

Adapun Danau Sidihoni terbentuk oleh sistem cekungan yang terbentuk akibat pola patahan lokal yang terdapat di Pulau Samosir akibat kegiatan tektonik pasca pengangkatan dasar danau (kaldera).

Sistem cekungan ini kemudian terisi air, sehingga terbentuklah sebuah danau yang dikenal dengan Danau Sidihoni.

Fungsi Danau Sidihoni bagi Masyarakat Sekitar

Keberadaan Danau Sidihoni sangat penting bagi masyarakat karena air danau masih dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari.

Masyarakat mengunakan air Danau Sidihoni baik untuk minum, mencuci, memandikan kerbau, atau kebutuhan lainnya.

Walau begitu, setiap hari mereka juga mengucap syukur kepada Mulajadi Nabolon dan permisi “marsattabi” terhadap para leluhur pendahulu setelah mengambil air dari danau ini.

Selain itu, terdapat mitos apabila air Danau Sidihoni berubah warna, dimaknai sebagai pertanda, bisa berupa pertanda baik atau buruk.

Jika air Danau Sidihoni jernih dan sedikit membiru,serta volumenya penuh maka itu merupakan pertanda baik.

Begitupun sebaliknya, jika airnya surut dan keruh maka merupakan pertanda akan adanya kejadian buruk.

Danau Sidihoni yang Mulai Surut

Sayangnya kini kondisi air di Danau Sidihoni mulai surut dan terancam mengering.

Dilansir dari laman Antara, saat ini telah terjadi perubahan di Danau Sidihoni yang airnya mulai durut.

Diungkap tokoh masyarakat di daerah itu, M. Simalango (75) kepada Antara (5/9/2013), saat ini walau di musim penghujan justru kondisi air di Danau Sidihoni semakin menyusut.

Menurut penuturan warga sekitar, kondisi ini berawal dari bencana tsunami di Aceh (2014) yang disusul oleh gempa yang terjadi di Nias.

Dampak dari kedua peristiwa tersebut, keadaan air Danau Sidihoni tidak lagi normal seperti biasanya.

Air danau yang dulunya menutup dataran tersebut memang terlihat dangkal.

Tidak ada yang tahu ke mana air itu menghilang, namun warga menduga telah terjadi keretakan tanah di bawah permukaan air yang membuat air mengalir mengikuti keretakan tanah sesuai dengan sifatnya.

Sumber:
disbudpar.sumutprov.go.id  
geopark2.calderatobageopark.org  
sumut.antaranews.com  
medan.tribunnews.com . 
medan.tribunnews.com  

https://medan.kompas.com/read/2023/07/08/183902378/danau-sidihoni-di-pulau-samosir-yang-berjuluk-danau-di-atas-danau

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke