Salin Artikel

4 Fakta Perampokan Ibu dan Anak di Binjai, Pelaku Paksa Korban Transfer ke Rekeningnya

Video perampokan dengan korban CH, sempat viral di media sosial. Dalam video tersebut terlihat pelaku mengancam CH yang sedang menggendong balitanya.

Dari hasil penyelidikan, polisi berhasil menangkap pelaku perampokan yakni IG (35). Di hadapan polisi, ia mengaku nekat merampok karena terlilit utang.

Berikut 4 fakta perampoakan ibu dan anak di Binjai yang viral di media sosial:

1. Pelaku paksa korban transfer ke rekeningnya

Direktur reserse kriminal umum Polda Sumut, Kombes Sumaryono menjelaskan perampokan terjadi saat korban baru masuk dalam rumah.

Tiba-tiba datang pelaku dari arah belakangnya dan langsung mengancam CH. Korban diancam akan dibunuh jika berteriak.

Saat itu pelaku memaksa korban menyerahkan uang. Namun korban mengaku tak punya uang.

Bukannya pergi, pelaku malah memaksa korban mentransfer ke rekeningnya. Merasa tertekan, korban pun mengirim uang Rp 5 juta ke rekening pelaku melalui aplikasi mobile banking.

"Korban tidak ada uang kontan lalu pelaku memaksa untuk mentransfer uang Rp 5 juta ke nomor rekening yang disebutkan oleh pelaku,"kata Dirkrimum Polda Sumut Kombes Sumaryono, Kamis (6/7/2023).

2. Pelaku ambil ponsel korban

Setelah menerima transferan dari korban, pelaku meminta ponsel jenis iPhone Pro Max milik korban yang digunakan untuk mengirim tranferan.

Setelah merampas ponsel korban, pelaku meninggalkan korban yang sedang bersama anaknya.

Polisi menyatakan, korban tidak mengalami kekerasan seksual, tetapi mengalami kerugian sekitar Rp 25 juta.

Kombes Sumaryono menyebut pelaku sudah diidentifikasi dan Polisi sedang memburunya.

"Identitas pelaku sudah dikantongi, tinggal proses pengejaran. Rudapaksa tidak ada,"ungkapnya.

3. Sempat beli rokok di tetangga korban

Tetangga korban bernama Aing mengatakan, pelaku sempat membeli rokok diwarungnya. Namun tidak diketahui secara pasti, apakah sebelum melakukan aksi perampokan atau sesudahnya

"Saya gak ada rasa curiga, laki-laki itu datang beli rokok setelah itu keluar. Dan gak lama balek lagi beli rokok lagi," ujar Aing, Kamis (6/7/2023) sore.

Aing mengaku tak mengetahui persis perampokan tetangganya. Ia baru tahu terjadi perampokan setelah keluar dari warung dan melihat rumah korban sudah banyak orang.

"Saya gak tau kejadiannya, tiba-tiba ada orang beli minyak bensin, saya tengok kok ada ramai-ramai, ternyata telah terjadi perampokan," ujar Aing.

"Rumahnya itu selalu tertutup, ada anaknya yang masih kecil," sambungnya.

4. Pelaku ditangkap

Dari hasil penyelidikan, polis berhasil menangkap pelaku perampokan yakni IG (35). Saat gelar perkara di Mapolda Sumut, IG mengaku nekat merampok karena terlilit utang ke mantan bosnya.

Dari uang Rp 5 juta milik korban, IG menggunakannya untuk membayar utang Rp 850.000 ke mantan bosnya di pabrik telur asin.

Lalu ia memberikan uang Rp 1 juta ke sang istri. Sementara sisanya ia gunakan untuk kabur ke arah Aceh.

"Pelaku mengetahui bahwa dia sedang dicari polisi dan mantan bosnya. Uang Rp 850.000 telah diamankan oleh penyidik begitu juga dengan uang Rp 1.000.000," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Sumatera Utara Kombes Pol Sumaryono, Selasa (11/7/2023).

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Dewantoro | Editor : Michael Hangga Wismabrata), Tribun Medan

https://medan.kompas.com/read/2023/07/13/160100978/4-fakta-perampokan-ibu-dan-anak-di-binjai-pelaku-paksa-korban-transfer-ke

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com