Salin Artikel

Polemik "Tembak Mati" Begal di Kota Medan, Dikritik karena Abai HAM tapi Didukung Warga

KOMPAS.com - Permintaan Wali Kota Medan, Bobby Nasution, agar polisi menembak mati begal di wilayahnya rupanya mendapat dukungan dari banyak warga.

Berdasarkan hasil jajak pendapat daring di lama www.pollingkita.com yang dimulai sejak Selasa (11/7/2023), 15.476 orang partisipan setuju dengan pernyataan menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu, sedangkan yang tidak setuju sebanyak 382 orang.

“Setujukah Anda dengan seruan Wali Kota Medan, Bobby Nasution, kepada pihak berwajib untuk menembak mati begal?” pertanyaan dalam jajak pendapat tersebut.

Polling itu pun kemudian dibanjiri komentar warga yang menginginkan tak ada lagi korban akibat aksi begal di Kota Medan, Sumatra Utara.

"Jangan kasih napas begal-begal dan geng motor di Medan, mau dia masih di bangku sekolah atau pun sudah tamat dari sekolah, tetap tembak mati supaya mengurangi begal di Medan," tulis akun berinisial RP.

"Kalau pihak kepolisian tidak dapat menembak mati para begal, izinkan kami masyarakat yang menembak mati mereka semua," lanjutnya.

Awal mula pernyataan Bobby

Sebelumnya, Bobby Nasution geram dengan tindak pembegalan dan mendesak polisi agar bertindak tegas terhadap para pelaku.

"Kejahatan begal dan geng motor saat ini sudah sangat mengkhawatirkan masyarakat dan harus ditindak tegas, apalagi para pelaku yang sudah melakukan aksi tersebut berulang kali," tulis Bobby di akun Instagramnya, Jumat (7/7/2023), sebagaimana diberitakan regional.kompas.com, Rabu (12/7/2023).

"Saya harap pihak kepolisian lebih tegas untuk menindak para pelaku di lapangan, walaupun harus ditembak mati," sambungnya.

Dikritik KontraS

Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) meminta Bobby untuk meminta maaf kepada publik atas pernyataannya tersebut.

Selain minta maaf, Wakil Koordinator Advokasi KontraS, Tioria Pretty, juga mendesak Bobby untuk menarik pernyataannya.

"Kami mendesak Wali Kota Medan untuk meminta maaf dan menarik pernyataannya," kata Tioria.

Tioria mengatakan, pihaknya memahami bahwa tindak kejahatan yang dilakukan begal memang meresahkan dan merugikan masyarakat, termasuk warga Kota Medan. Akan tetapi, menurutnya, pernyataan Bobby abai terhadap Hak Asasi Manusia (HAM).

"(Pernyataan Bobby) Abai terhadap HAM dan seolah-olah mendukung kepolisian untuk melakukan kesewenang-wenangan," ujar Tioria.

Dia menekankan, Bobby sebagai Wali Kota Medan harus bisa melindungi semua warga dan mendukung penegakan hukum sesuai aturan perundang-undangan serta prinsip HAM.

"Perlu digaris bawahi bahwa para begal juga merupakan warga negara yang memiliki hak untuk memperoleh proses hukum secara adil," tandasnya.

Tanggapan Bobby

Mendapat kritik atas pernyataannya, Bobby angkat bicara saat hadir dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) XVI Asosiasi Pemerintah Kota Se Indonesia (APEKSI) di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (12/7/2023).

"Kena marah ya saya," ucap Bobby sembari tersenyum.

Bobby pun membeberkan, aksi begal di wilayah Kota Medan saat ini semakin meresahkan.

"Tanya kepada masyarakat, kondisinya, para korban-korban begal di Kota Medan yang sudah banyak. Kalau saya, wajib mendukung masyarakat. Itu kalau saya ya," tutupnya.

TNI turun tangan

Kodam I Bukit Barisan melalui Detasemen Intel Kodam I/Bukit Barisan (Deninteldam I/BB) turut serta dalam upaya pemberantasan begal dan geng motor di Kota Medan, Sumut.

Komandan Deninteldam I/BB, Letkol Inf Jontra Gulto menyampaikan, langkah tersebut dilakukan untuk membantu kepolisian dalam memberikan perlindungan kepada masyarakat.

"Kita telah menyebar anggota untuk membantu Polri, dalam hal ini Polrestabes Medan untuk mengatasi begal sesuai permintaan Wali Kota Medan, Bobby Nasution," tutur Jontra.

Jontra pun memastikan, dia telah menginstruksikan kepada anggotanya untuk memberi tindakan tegas dan terukur kepada pelaku begal dan geng motor.

"Perlunya tindakan tegas terukur bagi pelaku kriminal. Jika masih sering terjadi, tindakan di lapangan akan diterapkan tanpa ragu," imbuhnya.

Diminta Forkompinda

Sementara itu, Kapendam I Bukit Barisan, Kolonel Rico J Siagian menjelaskan, alasan TNI turun tangan dalam pemberantasan begal di Kota Medan karena diminta Forum Komunikasi Daerah (Forkompinda).

Menurutnya, tim khusus pembasmi begal telah disebar sejak seminggu terakhir, namun Rico enggan membeberkan jumlah anggota yang diterjunkan.

"Atas permintaan Forkopimda. Sudah semingguan, salah satu tugasnya patroli dan membubarkan geng motor," pungkasnya.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Hotria Mariana, Kontributor Makassar, Hendra Cipto | Editor: Aditya Mulyawan, Ardi Priyatno Utomo, Muhamad Syahrial)

https://medan.kompas.com/read/2023/07/17/114203978/polemik-tembak-mati-begal-di-kota-medan-dikritik-karena-abai-ham-tapi-didukung

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke