Salin Artikel

Lawan Tiga Begal di Medan, Tukang Becak Motor: Polisi Tidak Tanggapi Laporan Saya

KOMPAS.com - Ilyas (38), pengemudi becak motor di Medan, Sumatra Utara (Sumut), menjadi korban tiga orang begal saat mengantar penumpang ke Jalan Kenanga, Kelurahan Belawan I, Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan, pada Jumat (14/7/2023) sekitar pukul 05.00 WIB.

Ilyas menceritakan, setibanya di tujuan, penumpangnya meminta Ilyas menunggu sebentar. Pada saat itulah, dia orang pria menghampiri dan mengancamnya.

Kedua orang itu, menurut Ilyas, hendak merebut harta benda miliknya, namun karena mereka gagal melumpuhkan Ilyah, para pelaku memanggil rekannya yang lain.

"Mereka ada tiga orang," kata Ilyas, dikutip dari Tribunnews.com, Rabu (19/7/2023).

Saat berusaha melawan, dia melanjutkan, salah satu pelaku yang membawa senjata tajam jenis kelewan memukul wajah Ilyas.

Takut dibunuh pelaku, Ilyas kemudian berlari ke dalam Jalan Kenanga. Dia diselamatkan warga setelah berteriak meminta tolong, sedangkan para pelaku langsung melarikan diri.

"Tolong lah diberantas pelaku begal ini, supaya yang mencari rezeki aman," ujar Ilyas.

Sulit lapor polisi

Akibat kejadian yang menimpanya itu, Ilyas ponsel dan uang tunai sebesar Rp 520.000.

Dia pun segera mendatangi Polres Pelabuhan untuk melaporkan kejadian tersebut, namun polisi yang bertugas mengaku kesulitan menghubungi penyidik.

Tak menyerah, Ilyas selanjutnya pergi Polsek Medan Labuhan, namun setibanya di sana, polisi jaga berdalih akan melakukan pergantian piket.

"Polisi tidak terlalu menanggapi laporan saya," ucap Ilyas.

Tak ditanggapi, Ilyas pun tak jadi melaporkan kasus pembegalan yang dialaminya kepada polisi.

Medan rawan begal

Kasus pembegalan dan geng motor di Medan, Sumut, memang semakin meresahkan warga. Tingginya aksi kriminalitas yang dilakukan begal pun membuat Wali Kota Medan, Bobby Nasution, geram.

Dia pun meminta kepada kepolisian untuk menindak tegas para begal, bahkan bila perlu menembak mati.

"Kejahatan begal dan geng motor saat ini sudah sangat mengkhawatirkan masyarakat dan harus ditindak tegas, apalagi para pelaku yang sudah melakukan aksi tersebut berulang kali," tulis Bobby di akun Instagramnya, Jumat (7/7/2023), sebagaimana diberitakan regional.kompas.com, Rabu (12/7/2023).

"Saya harap pihak kepolisian lebih tegas untuk menindak para pelaku di lapangan, walaupun harus ditembak mati," imbuhnya.

Permintaan Bobby rupanya mendapat dukungan dari banyak warga. Berdasarkan hasil jajak pendapat daring di laman www.pollingkita.com yang dimulai sejak Selasa (11/7/2023), 15.476 orang partisipan setuju dengan pernyataan menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu, sedangkan yang tidak setuju sebanyak 382 orang.

“Setujukah Anda dengan seruan Wali Kota Medan, Bobby Nasution, kepada pihak berwajib untuk menembak mati begal?” pertanyaan dalam jajak pendapat tersebut.

Pertanyaan itu pun dibanjiri komentar warga yang menginginkan tak ada lagi korban akibat aksi begal di Kota Medan.

"Jangan kasih napas begal-begal dan geng motor di Medan, mau dia masih di bangku sekolah atau pun sudah tamat dari sekolah, tetap tembak mati supaya mengurangi begal di Medan," tulis akun berinisial RP.

"Kalau pihak kepolisian tidak dapat menembak mati para begal, izinkan kami masyarakat yang menembak mati mereka semua," lanjutnya.

Dikritik KontraS

Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) meminta Bobby untuk meminta maaf kepada publik atas pernyataannya tersebut.

Selain minta maaf, Wakil Koordinator Advokasi KontraS, Tioria Pretty, juga mendesak Bobby untuk menarik pernyataannya.

"Kami mendesak Wali Kota Medan untuk meminta maaf dan menarik pernyataannya," tutur Tioria.

Tioria menyatakan, pihaknya memahami bahwa tindak kejahatan yang dilakukan begal memang meresahkan dan merugikan masyarakat. Akan tetapi, menurutnya, pernyataan Bobby abai terhadap Hak Asasi Manusia (HAM).

"(Pernyataan Bobby) Abai terhadap HAM dan seolah-olah mendukung kepolisian untuk melakukan kesewenang-wenangan," ungkapnya.

Dia menekankan, Bobby sebagai Wali Kota Medan harus bisa melindungi semua warga dan mendukung penegakan hukum sesuai aturan perundang-undangan serta prinsip HAM.

"Perlu digarisbawahi bahwa para begal juga merupakan warga negara yang memiliki hak untuk memperoleh proses hukum secara adil," tandasnya.

Tanggapan Gubernur Sumut

Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi meminta kepada semua pihak untuk tak meributkan upaya pemberantasan begal di Kota Medan. Pasalnya, dia menilai, persoalan begal ini justru perlu diatasi semua pihak.

"Ini banyak dijadikan polemik, tak boleh begitu. Ini kan rakyat kita, jadi ini kegiatan (penanganan) yang harus sama-sama kita lakukan," papar Edy, Senin (17/7/2023), dikutip dari Tribunnews, Rabu (19/7/2023).

Edy menegaskan, saat ini perlu ada tim kecil seperti Satpol PP untuk memberantas begal di Kota Medan, kemudian barulah ditangani oleh aparat penegak hukum.

"Penghematan tenaga itu pasukan kecil yang paling bisa yaitu Satpol PP, kalau Satpol PP tidak mampu nanti dibantu oleh kepolisian, polisi tidak mampu, baru TNI lah turun. Kalau sampai itu (TNI) turun sudah darurat, inilah yang kita lakukan," pungkasnya.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Hotria Mariana, Kontributor Makassar, Hendra Cipto | Editor: Aditya Mulyawan, Ardi Priyatno Utomo, Muhamad Syahrial), Tribunnews

https://medan.kompas.com/read/2023/07/19/114012778/lawan-tiga-begal-di-medan-tukang-becak-motor-polisi-tidak-tanggapi-laporan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke