Salin Artikel

Samosir Music International Kembali Digelar, Musisi Mancanegara Menyanyikan Lagu Batak

Founder SMI Henry Manik mengatakan, kali ini dihadirkan musisi asal Austria, Italia, Malaysia dan Jakarta yang akan menyanyikan lagu-lagu Batak.

"Inilah keunikan festival ini dari dulu sampai sekarang yang kita pertahankan. Dan itu salah satu tujuan kita bagaimana mengangkat seni dan budaya kita," kata Henry saat temu pers di Kota Pematang Siantar, Selasa (22/8/2023).

Selain musisi internasional, SMI juga mendatangkan Viky Sianipar dan Alsant Nababan, kemudian sejumlah grup band lokal di wilayah kawasan Danau Toba.

Henry Manik menuturkan, selain penampilan musisi, nantinya akan ada pameran UMKM dan kuliner lokal. Seorang warga berkebangsaan Belanda juga mengadakan Workshop untuk anak anak.

"Kami melibatkan penggiat UMKM dan produk lokal. Ini sangat dibutuhkan mereka saat ini, karena even ini suatu wadah bagi mereka," urai pria kelahiran Samosir yang menetap di Belanda ini.

Salah seorang musisi Asal Austria, Anna Buchegger, mengatakan bandnya akan menampilkan paling sedikitnya empat lagu Batak.

Anna mengaku musik Batak sangat indah dan merasa beruntung dapat pelajarinya.

Penyanyi yang pernah ikut pencarian bakat di Austria ini menyukai konsep festival yang ditawarkan SMI.

"Sangat menarik konsep yang ditawarkan dalam festival ini. Kami diberi kesempatan untuk mengetahui musik tradisional," kata Anna.

Promotor SMI Festival, Samuel Hutajulu, mengatakan persiapan yang dilakukan sampai saat ini mencapai 90 persen. Hal hal yang diperlukan untuk event sudah disiapkan dengan baik.

"Harapan kami acara akan mendapatkan sambutan dari masyarakat," katanya.


Jual tiket ke pengunjung karena kekurangan dana

Dimulai sejak 2014, SMI Festival mendapat sambutan dari masyarakat khususnya di kawasan Danau Toba, Kabupaten Samosir.

Gelaran tahunan yang diselenggarakan di Open Stage Tuktuk Siadong itu pernah mencapai 15.000 pengunjung, atau diluar dari target yang ditentukan.

Terakhir kali SMI Festival digelar pada 2019, dan setelah itu berhenti karena situasi pandemi Covid-19.

Henry mengatakan, setelah tertunda tiga tahun, SMI Festival ke-6 diputuskan untuk menjual tiket untuk pengunjung.

Untuk itu Henry berharap pengunjung di luar Samosir segera memesan tiket secara online, sebab kapasitas pengunjung ditetapkan sebanyak 7000 orang.

"Untuk tahun ini ada perubahan pengelolaan festival ini. Tahun pertama dan kelima gratis, tiap pengunjung bisa hadir dan antusias masyarakat begitu besar, dilihat dari pengunjung tiap tahun terus membludak. Perhitungan saya ada 15.000 pengunjung," kata Henry.

Alasan dilakukan penjualan bagi pengunjung, kata Henry, dikarenakan kondisi sulitnya keuangan dan besaran anggaran yang diperlukan.

"Adapun sponsor yang sudah kita dapatkan saat ini, masih jauh dari kebutuhan anggaran yang kita perlukan untuk festival ini. Kita cara lain bagaimana bisa menutupi. Karena kan sangat sayang kita sudah berjalan enam tahun, kita terhenti tiba-tiba. Saya pikir banyak masyarakat yang merasa kehilangan," imbuhnya.

Henry juga mengakui kesulitan mendapatkan bantuan baik dari swasta maupun pemerintah. Bahkan dirinya terpaksa menutupi kekurangan dari kantong pribadi.

Demi kontinuitas festival yang memerlukan pendanaan yang cukup besar termasuk mendatangkan musisi musisi dari luar Indonesia, pihaknya memutuskan untuk menjual tiket senilai Rp 125.000 untuk satu orang pengunjung.

"Karena memikirkan itu, kami memutuskan melakukan ticketing untuk tahun ini," katanya.

https://medan.kompas.com/read/2023/08/22/141349078/samosir-music-international-kembali-digelar-musisi-mancanegara-menyanyikan

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com