Salin Artikel

Rumah Makan Cepat Saji di Siantar Terbakar, Karyawan Pingsan karena Hirup Asap

Sebanyak dua karyawan rumah makan sampai jatuh pingsan karena sesak nafas akibat asap kebakaran sehingga dilarikan ke rumah sakit.

Peristiwa kebakaran tersebut terjadi di Jalan Bola Kaki, Kelurahan Banjar, Kecamatan Siantar Barat, Jumat (15/9/2023) pukul 13.30 WIB.

Pantauan di lokasi, api bersumber dari bagian dapur dan asap tebal mengepul di atas asbes. Sejumlah pengunjung yang sedang makan berhamburan ke luar menyelamatkan diri.

Sementara warga dan karyawan mencoba menyelamatkan barang barang seperti meja, kursi, lemari dan kulkas. Api dipadamkan pukul 14.30 WIB oleh petugas Damkar dibantu 5 unit armada Damkar.

"Api dari dapur. Praduga kita penyebabnya dari kompor," ujar Kepala Seksi Pemadaman dan Penyelamatan Damkar Pematang Siantar, Remaja Ginting ditemui di lokasi.

"Kalau kita taksir kerugiannya mungkin ratusan juta lah. Karena semua barang barang, peralatan sudah hancur," ucapnya menambahkan.

Meski tak ada korban jiwa, Remaja Ginting mengatakan sedikit dua karyawan rumah makan dilarikan ke rumah sakit karena sesak nafas akibat menghirup asap. Selebihnya ada karyawan yang pingsan karena syok.

"Korban karena sesak nafas ada dua orang. Sudah dilarikan karena rumah sakit. Mereka pingsan karena sesak menghirup asap dan panik," kata Remaja.


Sementara itu, juru masak rumah makan, Kasiani, mengatakan sebelum 6 karyawan bertugas di bagian dapur dikagetkan dengan suara letupan.

Ia mengatakan api muncul saat seorang karyawan menggoreng pesanan pelanggan.

"Biasanya kan apinya kecil, biasa kami kek gitu masak ada percikan api terus dipelankan berhenti apinya," katanya.

"Tapi tadi pas menggoreng apinya tambah naik, makin besar. Ada suara letupan, mungkin gas menyambar. Tadi langsung kami lari ke depan semua menyelamatkan diri masing masing," sebutnya.

Rumah makan cepat saji itu mempekerjakan sekitar 50 orang karyawan.

Icha, selaku pemilik mengatakan usaha yang dirintis oleh suaminya itu mengalami kerugian yang tidak sedikit. Namaun dirinya bersyukur tidak ada korban jiwa atas musibah itu.

"Yang nama kebakaran pasti ada kerugian. Tapi usaha ini kan masih tunggal. Ibarat ada kerugian, kami langsung yang menanggu. Ada cicilan juga," katanya.

https://medan.kompas.com/read/2023/09/15/163233778/rumah-makan-cepat-saji-di-siantar-terbakar-karyawan-pingsan-karena-hirup-asap

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com