Salin Artikel

Sejumlah Guru SMPN 15 Medan Nangis, Ngaku Diintimidasi Kepsek dan Gaji Ditahan

Dalam video yang beredar, tampak sejumlah guru menangis di dalam sebuah ruangan.

"Pak, kami dari guru SMPN 15, seperti inilah keadaan kami. Diteror kami secara mental. Dibuat panggilan satu dan dua. Enggak sewajarnya kami seperti ini," ujar seorang guru dalam video tersebut.

Guru tersebut juga mengaku gaji para penjagar di SMPN 15 ditahan.

"Memang kami dipanggil Kabid (SMP Dinas Pendidikan Kota Medan), tapi kenapa kami dipanggil, karena kami belum gajian," ucapnya.

Poni JF Matulesi, guru IPS yang sudah mengajar 20 tahun di SMPN 15 Medan mengatakan, dia dan sejumlah guru lainnya sering mendapatkan intimidasi dari kepala sekolah.

"Kepsek itu baru pindah di bulan Maret, tapi dia sering melontarkan kata kasar dan mengintimidasi kami. Misalnya ada beberapa kegiatan rapat. Dia selalu mengeluarkan kata kata kasar. Dia bilang guru-guru dan siswa di sini merupakan buangan," ujar Poni.

"Pernah juga setelah selesai penerimaan murid baru, kami dikumpulkan. Tiba-tiba dia (kepsek) ngomong, guru ini bodoh-bodoh. Kalau nilai siswamu rendah, berarti gurunya yang bodoh," paparnya.

Poni menjelaskan, awal mula permasalahan guru dengan kepsek, saat beberapa guru menghadap Dinas Pendidikan Kota Medan.

Tujuan guru-guru menghadap ke dinas karena ingin meminta surat pindah mengajar.

"Jadi permasalahan itu awal mulanya, dia (kepsek) bilang kalau kalian enggak suka dengan aturan saya, silakan ajukan surat pindah ke dinas. Dari sana, karena kami sudah tidak kuat, makanya menghadap lah kami ke dinas," ucapnya.

"Tapi saya menghadap ke dinas karena arahan dan perkataan ibu (kepsek) itu, karena saya sendiri sudah tidak tahan dengan sikapnya," ucapnya.

Setelah itu, sejumlah guru yang menghadap disdik langsung mendapatkan surat peringatan dari kepsek.

Dalam surat peringatan tersebut, sejumlah guru dinilai tidak disiplin dalam mengajar.

Sejak saat itu, siapa pun guru yang mendekati guru yang protes, juga akan mendapatkan surat teguran.

"Jadi menghadap lah saya ke dinas, pulang dari dinas, kami mendapatkan surat panggilan. Sejak saat itu siapa pun guru yang mendekati kami juga mendapatkan surat panggilan," ucapnya.

Karena beberapa guru ingin mengajukan pindah dan menghadap ke dinas, kepsek tersebut menganggap para guru melakukan pemberontakan.

"Karena kami sudah tidak tahan dikatakan guru pemberontak, siswa buangan, guru buangan. Sakit hati saya murid saya dibilang siswa buangan. Makanya kalau ini tidak diturunkan juga kepseknya, saya pribadi siap pensiun dini," jelasnya.

Gaji ditahan

Poni juga menyebut bahwa gaji para guru ditahan kepala sekolah.

Hal ini karena kepsek belum memberikan tanda tangan di surat amprah untuk pencairan gaji.

"Bukan hanya gaji kami, tapi beberapa uang tunjangan seperti uang makan saya sudah beberapa bulan tidak dibayarkan," terangnya sambil menangis

Penjelasan pihak sekolah

Kepala Sekolah SMPN 15 Tiurmaida Situmeang tidak berada di sekolah saat hendak dimintai konfirmasi.

Awak media kemudian mewawancarai Wakil Kepala Sekolah SMPN 15 Suhartini.

Suhartini mengatakan, gaji para guru belum dibayarkan karena kepsek tidak mau menandatangi surat pencairan gaji.

"Saya pun telat gajinya. Ini kami pun mau menghadap ke dinas apa alasan telat gajinya. Kalau ditanya ke bendahara, bendahara bilang ibu (kepsek) belum mau tandatangani. Kami juga hanya menunggu di sini, jadi bukan mereka saja," jelasnya.

Sementara soal konflik, Suhartini menyebut awalnya hanya ada tiga guru. Namun, kini menjadi delapan guru yang berkonflik dengan kepsek.

Adapun konflik terjadi karena kepsek merasa akan dikudeta oleh para guru.

"Saya dengar guru ini dari kepsek ke dinas mau melakukan kudeta dan saya lihat ada foto mereka (para guru) ke sana," jelasnya.

Soal intimidasi, Suhartini menilai hanya guru-guru tersebut yang bisa merasakannya.

"Hanya guru itulah yang bisa merasakan diintimidasi seperti apa dan apa alasan kepsek itu, hanya antara kepsek dan guru itulah yang tahu," ucapnya.

Penjelasan Kadis Pendidikan Medan 

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Medan Laksamana Putra Siregar angkat bicara terkait permasalahan guru di SMP Negeri 15 Medan.

Laksamana mengatakan, pihaknya telah memberikan teguran secara tertulis kepada Kepsek SMPN 15 Medan.

"Kami sudah berikan teguran tertulis kepada Kepala Sekolah SMPN 15 itu. Saat ini kita masih lakukan pendalaman kasus dari kedua belah pihak. Hari Senin (18/9/2023), kedua belah pihak akan kita panggil ke dinas pendidikan," jelasnya, Sabtu (16/9/2023).

Mengenai permasalahan gaji yang belum dibayarkan, menurut Laksamana itu hanya tertunda.

“Terkait soal gaji, itu tertunda. Memang statusnya karena amprah (surat keterangan gaji) nya belum ditandatangani kepsek. Maka dari itu, kesalahan kepsek akan ditelusuri lebih lanjut, ucapnya.

Laksamana mengatakan, beberapa guru yang mendapat surat panggilan dari kepsek tersebut juga melakukan tindakan indisipliner. Dia menilai dalam kasus ini, kepala sekolah tak sepenuhnya salah.

"Guru-guru itu juga melakukan tindakan indisipliner, mereka pergi (bolos) di jam kerja," ucapnya.

"Kami juga tidak membenarkan tindakan kepsek. Kepsek ini ada yang benar dilakukan, ada juga yang salah. Begitupun dengan guru yang bersangkutan,” katanya.

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul: Ternyata Ini Duduk Perkara Kasus Viral Guru SMPN 15 Medan Menangis Massal, Bongkar Laku Kepsek

https://medan.kompas.com/read/2023/09/17/183614278/sejumlah-guru-smpn-15-medan-nangis-ngaku-diintimidasi-kepsek-dan-gaji-ditahan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke