Salin Artikel

Soal Guru SMP di Medan Gajinya Ditahan, Bobby: Kepsek Mau Kasih Teguran, Caranya Salah

Bobby mengatakan telah meminta Dinas Pendidikan Kota Medan mengkonfirmasi apa yang disampaikan guru maupun kepala sekolah.

"Ini saya sampaikan khususnya masyarakat, itu saya sudah minta diperiksa semua, baik kepala sekolahnya termasuk gurunya," ujar Bobby kepada wartawan di Lapangan Benteng Medan, Rabu (20/9/2023).

Kata Bobby pemeriksaan dilakukan melihat duduk perkara kasus sebenarnya.

Dari keterangan yang didapatnya, peristiwa berawal dari adanya guru yang mengajar di sekolah lain, saat jam mengajar di SMPN 15 Medan.

"Di situ kita lihat memang gurunya ini mengajar di sekolah swasta. (Padahal) Dia ASN, dia mengajar di sekolah negeri di SMP Negeri 15. Tapi saya dapat informasinya jarang masuk, lebih memilih mengajar di SMP (lain)," kata Bobby.

Selanjutnya kepala sekolah menyurati Dinas Pendidikan Kota Medan untuk menahan gaji guru-guru tersebut sebagai hukuman kedisiplinan mereka.

"Mungkin niat dari kepala sekolahnya ingin memberikan teguran, caranya mungkin juga salah. Jadi kepala sekolahnya sudah kita berikan teguran," kata Bobby.

Menantu Presiden Joko Widodo ini juga mengatakan bahwa apa yang sudah viral di media sosial tidak bisa dikatakan kebenaran mutlak.

Karena itu, Bobby meminta ada pemeriksaan kepada guru yang berada di dalam video.

Bila nantinya hasil pemeriksaan mereka melakukan kesalahan, dia juga akan memberikan tindakan tegas.

"Gurunya juga saya minta diperiksa, kalau memang (melakukan pelanggaran) disiplin berat, harus hukuman berat juga, karena ini meninggalkan (jam mengajar). Semuanya harus memahami kejadian ini dengan sepenuhnya sebaik baiknya, bukan karena viral dia yang benar," tutup Bobby.


Sebelumnya diberitakan, berdasarkan video akun TikTok @vahmie_sakhi yang viral, tampak salah seorang guru di video meluapkan emosinya sambil berteriak dan menangis.

Guru itu mengatakan ada delapan guru yang mendapat surat pemanggilan dari kepala sekolah tanpa alasan yang tidak jelas.

Namun dia tidak merinci isi surat tersebut. Lalu guru itu mengatakan, kepala sekolah di tempatnya mengajar juga menunda gaji mereka.

Sementara itu Kepsek SMAN 15 Medan Tiurmaida saat diwawancara membantah mengintimidasi delapan guru tersebut.

Dia hanya memberi teguran lantaran mereka sering tidak masuk kelas karena memiliki double job mengajar di sekolah lain.

Tiurmaida yang baru menjabat kepala sekolah sejak Maret 2023, menyatakan hanya berniat menegakkan kedisiplinan, tapi ditentang delapan guru tersebut.

"Selama ini (guru yang viral itu) tidak terganggu, ketika saya itu menegakkan kedisiplinan jadi terganggu dia atau disebut intimidasi," ujar Tiurmaida, Minggu (17/9/2023).

Selanjutnya, Tiurmaida menyurati guru-guru tersebut untuk menanyakan alasan mereka memiliki double job.

Namun, dia tidak mendapat respons dari guru yang dimaksud. Tiurmaida kemudian memberi surat teguran kepada mereka.

Mengenai penundaan gaji tersebut Tiurmaida juga membantahnya.

Dia hanya mengakui gaji guru SMP 15 Medan pada Agustus 2023 terlambat. Mereka baru menerima gaji pada 8 September 2023.

Keterlambatan terjadi lantaran Tiurmaida belum menyerahkan amprah atau tanda terima gajian ke Bank Sumut.

Meskipun begitu Tiurmaida juga mengatakan, pada 6 September 2023 sempat menyurati Dinas Pendidikan Kota Medan agar gaji delapan guru yang melakukan indisipliner ditahan sementara.

Hanya saja, permohonannya ditolak.

Tiurmaida pun diberi sanksi tertulis oleh Dinas Pendidikan Kota Medan pada 7 September 2023.

https://medan.kompas.com/read/2023/09/20/153430978/soal-guru-smp-di-medan-gajinya-ditahan-bobby-kepsek-mau-kasih-teguran-caranya

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com