Salin Artikel

Pemuda Pancasila Bantah Geruduk Mie Gacoan Medan, ke Sana Cuma Ingin Makan Usai Rapat

KOMPAS.com - Viral di media sosial, video dengan narasi anggota organisasi kemasyarakatan (ormas) Pemuda Pancasila (PP) menggeruduk Mie Gacoan di Jalan Sisingamangaraja, Kota Medan, Sumatera Utara.

Anggota PP menggeruduk tempat itu disebut karena tidak diizinkan mengelola lahan parkir Mie Gacoan.

Namun, hal itu dibantah oleh Sekretaris Badan Penyuluhan dan Pembelaan Hukum Pemuda Pancasila Kota Medan Thomson.

Ia mengatakan, kedatangan sejumlah anggota PP di restoran tersebut hanyalah untuk makan seusai mengikuti rapat.

"Karena murah. Diajak sekretarisnya itu makan sana," ujarnya, Kamis (28/9/2023).

Thomson juga menuturkan, pihaknya tak berbuat onar di sana.

"Di situ juga ada pihak kepolisian menyaksikan, kami tidak ada membuat keonaran sama sekali," ucapnya.

Dia pun membantah Pemuda Pancasila ingin mengelola lahan parkir di restoran tersebut.

"Tidak ada permasalahan parkir yang dipermasalahkan, sampai saat ini parkir masih dikelola Mie Gacoan. Jadi kalau yang saya dengar itu, tidak ada (kita ingin mengelola lahan parkir). Tapi kalau mengenai isu yang berkembang lainnya, saya kurang tahu," ungkapnya.

Klarifikasi dilakukan di Markas Kepolisian Sektor (Polsek) Medan Kota, Rabu (28/9/2033) malam.

Menurut Thomson, persoalan tersebut sudah selesai.

"Kami sudah dikumpulkan di situ, Mie Gacoan melalui legalnya, Romy Tampubolon, mengklarifikasi bahwa tidak ada permasalah yang diakibatkan oleh keramaian (video viral) tersebut," tuturnya.

Dia mengungkapkan, pihaknya menyesalkan adanya narasi di media sosial yang menyebut anggota Pemuda Pancasila geruduk Mie Gacoan Medan.

"Kita menyesalkan,bahwa media lain yang membuatnya di Instagram itu, tendensius. Seolah-olah memojokkan Pemuda Pancasila. Mereka tidak menghubungi kita atau mengkonfrontir ke kita," jelasnya.

Ia menduga, ada pihak yang ingin memojokkan PP. Pasalnya, anggota PP datang ke Mie Gacoan pada 10 September 2023. Namun, videonya baru viral dua pekan kemudian.


Video anggota Pemuda Pancasila datangi Mie Gacoan Medan

Manajer Legal Mie Gacoan Region III Romy Tampubolon membenarkan bahwa ada sejumlah orang berseragam ormas PP yang mendatangi Mie Gacoan Medan.

Romy menegaskan, bukan pihaknya yang memviralkan video tersebut.

"Bukan kita yang masukkan itu, bukan kita yang viralkan, itu adalah masyarakat. Mungkin kemarin pas lagi makan di Gacoan SM Raja. Kita pun tidak tahu adanya video viral ini," terangnya, Rabu (27/9/2023).

Ia menyampaikan, memang benar sejumlah orang berseragam ormas itu tidak berbuat onar, tetapi kehadiran mereka membuat pengunjung tidak nyaman.

Dia menduga, kedatangan anggota ormas tersebut berkaitan dengan tidak diizankannya mereka untuk mengelola parkir Mie Gacoan.

"Ada sampai lima kali mereka datang menggunakan uniform (seragam). Ketika sudah bermediasi dengan ketua ormas tersebut, ketua ormas menginginkan pengelolaan parkir. Cuma kita perusahaan tidak memberikan," bebernya.

Romy mengungkapkan, peristiwa ini sempat dimediasi oleh pemerintah setempat. Akan tetapi, hingga kini solusinya belum ditemukan.

Pihak Mie Gacoan berharap agar aparat segera bertindak karena aksi ormas tersebut meresahkan.

Kejadian ini mendapat perhatian dari Wali Kota Medan Bobby Nasution.

Ia meminta agar semua pihak mengikuti regulasi dalam pengelolaan lahan parkir. Jika ingin mengelola, bisa mengajukan izin ke Dinas Perhubungan (Dishub) atau Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kota Medan.

"Kalau mau mengelola parkir itu ke Dishub, bukan ke tempat usaha, ataupun kalau di area yang parkirnya off street, minta ke Dinas Pendapatan, Dispenda bukan ke tempat usahanya," tandasnya.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Rahmat Utomo | Editor: Gloria Setyvani Putri, David Oliver Purba, Reni Susanti)

https://medan.kompas.com/read/2023/09/29/132812078/pemuda-pancasila-bantah-geruduk-mie-gacoan-medan-ke-sana-cuma-ingin-makan-usai

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com