Salin Artikel

Anak Kapolsek Berastagi Diduga Hamili Kekasihnya dan Disebut Tak Bertanggung Jawab, Viral di Medsos

KOMPAS.com - Baru-baru ini ramai di media sosial TikTok, pengakuan seorang wanita yang dihamili seorang pria disebut-sebut anak Kapolsek Berastagi, Sumatera Utara (Sumut).

Pengakuan wanita ini diunggah di akun TikTok @divagloryyy, yang menyebut bahwa pria berinisial ES tak bertanggung jawab atas anak yang dilahirkannya.

Dikutip dari Tribun-Medan.com, wanita bernama Diva itu memberi izin untuk mengutip postingannya dan menceritakan kisahnya dalam beberapa unggahan slide foto.

“Sejahat apapun cara org mau lepas dr tanggung jawab,dari gamau ngakuin dan dibilng ‘orng makan nangkanya dia yg kena getahnya’ smpe diminta saya tes dna. Tpi Tuhan selalu baik menunjukan dengan caraNya setelah ank ini lahirr,” tulis @divagloryyy.

Dia mengunggah foto seorang pria berseragam IPDN dan beberapa pesan singkat dirinya dengan pria yang diduga anak Kapolsek Berastagi.

Dalam pesan singkat itu DIva justru diminta untuk menggugurkan kandungannya.

“Ya sudah gugurin saja,” isi pesan singkat yang diduga dari ES.

Pada slide terakhir, Diva kemudian menyandingkan foto sang anak dengan foto ES. Sontak unggahan itu ramai dikomentari oleh warganet.

Tak sedikit warganet yang menyebut bahwa ES sangat mirip dengan anak bayi yang ada di sampingnya.

Klarifikasi Kapolsek Berastagi

Menanggapi viralnya video tersebut, Kapolsek Berastagi, Kompol Viktor Simanjuntak membenarkan ES adalah anak kandungnya yang saat ini menjadi ASN di Pemkab Lampung Tengah.

Ia mengatakan, memang sejak tahun lalu ia sudah mengetahui anaknya memiliki asmara dengan wanita bernama Diva tersebut.

"Memang benar itu anak kami, dan mereka memang berpacaran dari tahun lalu berdasarkan suka sama suka," ujar Viktor saat berbincang dengan Tribun Medan di Berastagi, Tanah Karo, Senin (9/10/2023).

Ketika ditanya perihal tudingan yang dilayangkan kepada anaknya, Viktor menjelaskan jika sejak awal anaknya berpacaran dengan Diva, sudah berlangsung satu bulan berjalan, kala itu Diva mengaku jika dirinya tengah hamil.

ES yang mengetahui pacarnya hamil tersebut, bermaksud untuk bertanggungjawab meskipun masih belum diketahui apakah anak tersebut merupakan buah cintanya.

"Jadi satu bulan setelah pacaran, anak (Diva) itu ngaku hamil. Kemudian anak saya memberitahu kepada kami, selanjutnya saya minta istri saya berangkat ke Lampung untuk membicarakan masalah ini," ucapnya.

Anaknya niat bertanggung jawab

Singkat cerita, Viktor mengungkapkan karena memang anaknya berniat untuk bertanggung jawab, pihaknya selaku keluarga langsung mempersiapkan segala keperluan untuk pernikahan anaknya di kampungnya di Porsea.

Namun, dari beberapa kali pertemuan wanita tersebut mengaku sudah tidak ingin lagi menikah dengan ES.

"Kami sudah siapkan semuanya, sudah kami atur waktu. Rencana itu di bulan Februari kemarin nikahnya, tapi karena keperluan adat kami minta undur waktu jadi bulan Maret. Tapi gitu kami bicarakan lagi, mereka dari keluarga si perempuan bilang 'sudah tidak jadi nikah'," kata Viktor Simanjuntak

Atas keputusan tersebut, dirinya menjelaskan pihaknya selaku keluarga pria langsung datang lagi ke Lampung untuk membahas rencana pernikahan yang sudah dipersiapkan ini.

Namun, dari beberapa kali pertemuan pihaknya tak juga mendapatkan titik tengah karena keluarga pihak wanita tetap kukuh tidak ingin menikah.

"Jadi sudah ada sekitar depalan kali pertemuan kami, agar selesai. Kami siap untuk bertanggung jawab, tapi yang kami dapat dari pihak sana sudah berbeda," katanya.

Setelah beberapa kali pertemuan yang tidak juga mendapatkan hasil, Viktor mengaku pihaknya kaget dengan viralnya postingan dari Diva.

Dimana postingan tersebut sudah mengarahkan jika anaknya lari dari tanggung jawab, padahal pertemuan antar kedua keluarga sudah dilakukan namun pihak wanita berbalik arah tidak ingin masalah ini selesai.

"Habis pertemuan terakhir sekitar dua bulan lalu itulah kita kaget langsung diviralkan. Padahal kita sudah ada niat baik, tapi kok malah seperti ini," jelas Viktor.

Diminta tes DNA

Ketika ditanya hasil dari permasalahan ini, Viktor mengaku sampai sekarang niat baik dari pihak keluarganya tak juga mendapatkan respon dari pihak wanita.

Karena memang tidak ingin menikah, Viktor mengaku saat pertemuan berberapa waktu lalu meminta agar dilakukan tes DNA (Deoxyribonucleic Acid).

"Kami minta tes, kalau memang benar itu cucu kami, biar kami rawat. Tapi kalau bukan, ya jangan buat yang aneh-aneh," ucapnya.

Saat diminta untuk dilakukan tes DNA, Viktor mengungkapkan jika Diva bersama keluarganya menolak.

Karena permintaan ini, selanjutnya pihak keluarga Diva sempat mengusir mereka dan akhirnya membuat viral dugaan kasus menghamili ini.

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Anak Kapolsek Berastagi Viral Diduga Hamili Wanita hingga Viral, Ternyata 2 Keluarga Sudah Bertemu

https://medan.kompas.com/read/2023/10/11/191526578/anak-kapolsek-berastagi-diduga-hamili-kekasihnya-dan-disebut-tak-bertanggung

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com