Salin Artikel

Pemuda di Deli Serdang Dibunuh Temannya Seusai Mabuk Tuak Bersama

Korban ditusuk menggunakan saat kondisinya mabuk berat.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota Deli Serdang Kompol Wirhan Arif menjelaskan peristiwa bermula pada Sabtu (14/10/ 2023).

Sekitar 20.00 WIB, pelaku datang ke lokasi kejadian, lalu berselang 2 jam kemudian korban datang dan duduk satu meja dengan pelaku. Mereka kemudian minum tuak bersama sama.

Pada sekitar 23.00 WIB, pelaku pergi ke kamar mandi untuk buang air kecil.

Tiba-tiba korban yang dalam kondisi mabuk mendatangi pelaku dan mengucapkan kata-kata yang menyinggung pelaku.

"Kata korban 'jangan mentang-mentang kampung mu di sini bebere kam merajalela (kau jangan berbuat sewenang-wenang) dan dijawab pelaku 'aku pun enggak tahu masalahnya'," ujar Wirhan menirukan ucapan pelaku dan korban dalam katerangannya, Selasa (17/10/2023).

Lalu terjadi cek-cok mulut antara keduanya, hingga pelaku memukul korban.

"Korban dipukul pelaku di bagian leher kanan dan terjatuh ke semak-semak karena sudah dalam kondisi mabuk berat. Selanjutnya korban menarik pelaku sambil tertawa. Kemudian pelaku dan korban kembali ke warung dan duduk di meja yg sama," ujar Wirhan.


Setelah itu korban dan pelaku sempat bernyanyi bersama sambil minum tuak, hingga Minggu (15/10/2023) pukul 01.15 WIB.

Korban yang mabuk berat akhirnya tertidur di kursi warung tuak dengan posisi terlentang.

"Pelaku yang kebetulan ke belakang warung buang air kecil, melihat 1 bilah pisau di sekitar kamar mandi selanjutnya menyimpan pisau tersebut ke kantong jaket yang dipakai pelaku dan kembali ke meja," ujar Wirhan.

Kemudian timbul niat pelaku membunuh korban. Lalu sekitar 02.00 WIB, tiba-tiba pelaku menikam korban berkali-kali pada bagian dada, leher dan tubuh korban.

"Korban sempat terbangun dari tidurnya dan bertanya kepada pelaku kenapa kau ini ? kok kau tikam aku? Selanjutnya pelaku menikam korban pada bagian leher sebelah kanan 1 kali dan ada bagian perut 1 kali dan tubuh lainnya," ujar Wirhan.

Setelah kejadian korban tersungkur ke lantai lalu tewas, sedangkan pelaku melarikan diri.

"Sekitar Pkl 03.00 wib pelaku berhasil diamankan Personil Polsek Namorambe dari rumah nenek pelaku (di Kecamatan Namo Rambe)," ujar Wirhan.

Pelaku selanjutnya dibawa ke Polsek Namo Rambe untuk proses hukum lebih lanjut.

https://medan.kompas.com/read/2023/10/17/160402378/pemuda-di-deli-serdang-dibunuh-temannya-seusai-mabuk-tuak-bersama

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com