Salin Artikel

Detik detik Penyelamatan Harimau Sumatera di Hutan Simalungun

SIMALUNGUN, KOMPAS.com - Seekor Harimau Sumatera terperangkap jeratan Babi Hutan di area perbatasan antara hutan dan kebun sawit di wilayah Huta Marihat Tongah, Nagori Marihat Raja, Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara (Sumut).

Harimau jantan itu berhasil dievakuasi Tim Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumut Wilayah II Pematang Siantar dalam kondisi selamat.

Berkaca dari peristiwa ini, masyarakat diingatkan tidak memasang jeratan di kawasan hutan untuk mencegah angka kepunahan satwa yang dilindungi, termasuk Harimau Sumatera atau Panthera tigris sondaica.

Kepala Seksi Konservasi Wilayah III Kisaran, Alfianto Luat Siregar mengatakan, diperkiran Harimau itu terjerat sejak Sabtu 21 Oktober 2023.

Sementara pada Minggu (22/10/2023) sore, pihaknya baru mendapat laporan dan langsung terjun ke lokasi untuk memastikan informasi tersebut.

“Minggu sore petugas kita mendapat informasi bahwa ada Harimau terjerat. Pada hari itu juga kita memastikan ke lokasi, dan sekitar 18.30 petugas melaporkan benar itu harimau terjerat,” ujar Alfianto ditemui Kantor Bidang KSDA Wilayah II Pematang Siantar di Jalan Selendang II Kota Pematang Siantar, Selasa (24/10/2023).

“Kami langsung koordinasi dengan Babinsa, Babinkamtibmas, Gamot, dan Camat setempat untuk mengamankan lokasi, supaya tidak diganggu atau didatangi masyarakat,” tutur dia.

Pada Senin (23/10/2023), Tim BKSDA bersama tim dokter hewan tiba di lokasi setelah menyusuri perjalanan sekitar 1,5 jam dari kawasan pemukiman penduduk menuju lokasi.

“Dari desa ke lokasi medannya susah jalan hancur. Kurang lebih satu setengah jam. Tiba jam 12 siang, dan di lokasi sudah ramai masyarakat,” katanya.

Setelah tiba, pihaknya lebih dulu berembuk dengan warga yang ada di lokasi.

Warga pun sepakat, sekitar 200 meter dari lokasi harimau harus steril, hanya ada tim dokter dan tim pandu.

Harimau meronta

Saat ditemukan, letak jeratan babi yang mengait kaki harimau itu sempat terlepas karena karnivora itu meronta.

“Harimau itu dari hutan dan terjerat. Ada sling dan tombak, jeratan babi hutan. Harimaunya meronta, jadi tombak jeratan itu terlepas dan posisinya bergeser namun terkait dengan akar kayu,” ungkap Alfianto.

Harimau itu pun sempat berpindah dari lokasi awal ke tempat yang lebih curam, sehingga tim dokter kesulitan menemukan posisi tembak bius yang akurat.

“Jadi lokasi Harimau Sumatera berpindah sekitar 20 Meter ke lokasi yang sedikit lebih curam. Jadi agak kesulitan menemukan jarak tembak bius. Ada sekitar 2 jam tim dokter melihat lokasi tembak yang pas,” imbuh Alfianto.

Setelah berhasil, tim tandu membawa harimau itu ke lokasi kemudian tim dokter memberikan penanganan, infus, mengobati luka dan memberi vitamin.

Dalam video yang beredar di media sosial, terlihat warga bersorak ramai dan seorang ibu menabur beras ke arah penandu yang membawa harimau itu sebagai ucapan selamat.

“Setelah penanganan itu kami angkut sekitar jam 5 sore dibawa ke Balai Litbang LHK Aek Nauli. Harimau masih tertidur,” ujarnya.

Malam harinya, kata Alfianto, kondisi harimau mulai sadar dan terbangun lalu diberi minum. Tak lama berselang langsung diberi makan.

“Secara umum kondisi harimau sudah fit,” tuturnya.

Adapun penanganan lanjutan, Harimau jantan itu dibawa dari Balai Litbang LHK Aek Nauli, Kabupaten Simalungun menuju Barumun Nagari Wildlife Sanctuary (BNSW) Padang Lawas Utara.

“Berangkatnya sekitar jam 10 malam, mudah-mudahan bisa pulih dalam waktu dekat. Di sana dilakukan treatment karena peralatan lebih lengkap,” sebutnya.

Alfianto memperkirakan harimau jantan itu baru dewasa kisaran usia 5-7 tahun dengan bobot sekitar 100 kg.

“Diperkirakan proses jeratnya ada sekitar 2 hari hingga proses evakuasi. Jadi penanganannya yang utama itu bagaimana supaya harimaunya tidak dehidrasi,” tuturnya.

Diyakini bukan kesasar

Wilayah yang didatangi harimau itu berbatasan antara hutan dan kebun sawit. Diyakini wilayah itu sebagai home range atau bagian dari daerah tempat hidup harimau.

Menurut Alfianto, harimau jantan itu tidak sedang berburu melainkan terjerat ranjau babi hutan.

Dalam catatan yang ia miliki, wilayah hutan di Dolok Panribuan Simalungun dan sekitarnya tergolong habitat satwa liar.

Meski demikian, dirinya belum memastikan berapa individu harimau yang masih hidup di tempat itu.

“Itu wilayah jelajah harimau di Dolok Panribuan. Jadi bukan kesasar, itu tempat tinggal harimaunya. Jadi memang itu home range. Jadi ketika kecil harimau itu diajak induknya berkeliling di sekitar itu,” tutur dia.

Alfianto mengakui adanya antusias warga sekitar atas penemuan harimau tersebut. Dari informasi yang ia terima dari warga, hewan ternak milik warga tak pernah dimangsa binatang buas.

Ia pun berharap warga sekitar lokasi tidak kaget jika ada kemunculan harimau lain, sebab individu harimau punya wilayah jelajah masing-masing.

“Jadi kemungkinan satu bulan lagi individu harimau lain ada yang muncul menguasai home range harimau tadi. Begitulah habitat harimau, mereka punya wilayah jelajah, ada jejak cakar dan kotoran,” ucapnya.

Warga diminta tidak pasang jerat

Informasi yang diperoleh dari pihak Kecamatan Dolok Panribuan, ada seorang warga yang sengaja memasang jerat untuk perangkap babi hutan karena binatang itu kerap mengganggu tanaman milik warga.

Beberapa jam kemudian, terdengar auman harimau yang begitu keras dengan keadaan kaki sebelah kanannya terjerat jebakan babi hutan.

Berkaca dari kejadian itu, Staf KSDA Wilayah II Pematang Siantar, Parlindungan Simbolon meminta warga untuk tidak lagi memasang jeratan dan tidak menggembalakan hewan ternak di lokasi hutan.

“Kami mengimbau kepada masyarakat agar tidak memasang jerat lagi, dan tidak menggembalakan ternak di kawasan yang berdekatan dengan wilayah hutan,” katanya.

Senada dengan Parlindungan, Alfianto berharap warga dapat menerima kehadiran harimau. Meski upaya ini terdengar sulit, ia meyakini warga masih punya keinginan untuk melestarikan Harimau Sumatera.

“Besar harapan kami individu harimau itu kembali ke habitatnya yang dulu. Lebih cepat lebih baik supaya tidak kehilangan insting alamiah, kan kalau dia kembali sudah tahu jalur-jalurnya. Ketika dia dipindahkan ke rumah lain, harimau itu nggak tahu dimana tempat makan dan minumnya,” kata Alfianto.

“Pengalaman kami, kalau harimaunya terjerat atau diamankan di suatu tempat, dia (Harimau Sumatera) tidak akan balik lagi ke yang sama,” ucapnya mengakhiri.

https://medan.kompas.com/read/2023/10/24/202415778/detik-detik-penyelamatan-harimau-sumatera-di-hutan-simalungun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke