Salin Artikel

Di Langkat, Anies Ceritakan soal Penutupan Alexis dan Perusahaan Bir di Jakarta

MEDAN, KOMPAS.com - Bakal calon presiden (bacapres) Anies Baswedan mengajak masyarakat Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, memilih calon presiden dan wakil presiden yang mampu membawa perubahan.

Dia lalu memberi kode bahwa kedua pemimpin tersebut memiliki ciri-ciri berkacamata.

"Siapa presidennya? Siapa wakilnya? Ingat-ingat itu nanti, coblos yang pakai kacamata. Coblos yang dua-duanya pakai kacamata, jangan keliru ada yang lain pakai kacamata, coblos yang dua-duanya pakai kacamata. Kalau partainya apa? Nasdem, PKS, PKB, Ummat," ujar Anies kepada ribuan orang di Gedung Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia (MABMI) Langkat, Kamis (2/11/2023).

Namun, sambung Anies, perubahan itu tidak bisa dilakukan sendirian, butuh dukungan dari masyarakat. Dia mencontohkan bagaimana saat Anies menutup tempat hiburan malam Alexis.

"Semua menginginkan tempat itu ditutup, demo bertahun-tahun tidak bisa menutup tempat itu. Selalu gagal, kita tidak tahu siapa di belakangnya. Lalu 2017 terjadi pergantian gubernur di DKI Jakarta. Kewenangannya pindah, apa yang terjadi, tempat itu ditutup cukup dengan selembar kertas dan satu tanda tangan," katanya.

Kata dia, perubahan yang dilakukan di Jakarta bisa diwujudkan, bila pemimpin bersama masyarakat bergerak bersama.

"Itu hanya didapat jika ibu bapak semua mencoblos yang benar saat 14 Februari besok, jutaan tangan mencoblos di TPS, berwujud pada satu tanda tangan, untuk perubahan demi kewenangan," ujarnya.

Namun, bila hal itu tidak dilakukan, perubahan tidak akan bisa terjadi, justru berdampak buruk bagi masyarakat.

"Kalau kita diam saja dan kita membiarkan yang satunya yang melanjutkan, maka kita semua akan menyaksikan kerumitan yang berkelanjutan. Siap untuk coblos perubahan?," ujar Anies.

Kata Anies, perubahan bukan hanya lewat eksekutif, tetapi juga melalui jalur legislatif. Karena itu, Anies berharap massa yang hadir bijak dalam memilih anggota legislatif. Tentunya harus dari partai yang berkomitmen membawa perubahan.

Anies mencontohkan, bagaimana eksekutif tidak berdaya saat hendak menjual saham perusahaan bir milik Pemprov Jakarta di masa kepemimpinannya.

"Pemerintah tidak perlu perusahaan di bidang bir, perlunya perusahaan air minum, penggunaan uangnya untuk bikin sekolah, rumah sakit, untuk bikin tempat pendidikan. Buat apa uangnya jadi saham di perusahaan bir. Betul tidak? Tapi itu tidak bisa dijual, kenapa? karena harus persetujuan DPRD," ungkap dia. 

"Dan, ketua DPRD-nya dari PDIP memblok, dan itu tidak bisa dikerjakan. Artinya apa? Besok yang menang harus dari Nasdem, PKS, PKB, Ummat. Supaya niat baik kita, rencana baik kita dapat dukungan di DPR," pungkasnya.

https://medan.kompas.com/read/2023/11/03/083659878/di-langkat-anies-ceritakan-soal-penutupan-alexis-dan-perusahaan-bir-di-jakarta

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke