Salin Artikel

Misteri Mayat Perempuan Diangkut Becak di Deliserdang, Hendak Dibuang di Rumah Kosong, Diduga Korban Pembunuhan

Kepala Dusun VII A Desa Manunggal, Kecamatan Labuhan Deli, Marlina mengatakan, peristiwa berlangsung pada Sabtu (4/11/2023) sekira pukul 11.00 WIB.

Ia mengatakan satu pria mengendarai motor dan seorang lainnya membawa becak barang datang ke pemukiman.

Mereka dipergoki warga saat hendak meletakkan mayat perempuan di sebuah rumah. Menurut Marlina, warga melihat ada sesosok perempuan tergeletak di atas becak ditutup kain hitam.

"Tiba-tiba seorang pria datang mengendarai sepeda motor dan becak motor mengangkat seorang perempuan mau diletakkan begitu saja di sebuah rumah kosong," kata Marlina, (4/11/2023).

Saat warga mulai berdatangan, seorang pria melarikan diri. Sementara warga menemukan sejumlah luka lebam-lebam di tubuh mayat tersebut.

"Waktu dilihat ada bekas luka," ungkap dia.

Marlina mengatakan, dari keterangan warga, salah satu pria yang ada di TKP adalah pasangan korban dan mereka berdua baru pulang dari kafe.

Namun belum diketahui secara rinci mengenai hal tersebut.

"Pria yang mengendarai sepeda motor, masker katanya dari kafe dan perempuan ini pacarnya," kata dia.

Korban diketahui bernama Umita (39), warga Kecamatan Hamparan Perak.

Sementara pria yang melarikan diri berinisial RB. Hal tersebut dijelaskan oleh Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Belawan, AKP Zikri Muamar, Senin (6/11/2023).

"Dugaannya satu orang, inisial RB informasinya warga Marelan tapi tinggal di Hamparan Perak," kata dia.

Selain itu ia menduga korban tewas dibunuh dan saat ini pihaknya masih mengejar RB untuk diminta keterangan.

"Dugaan kita mengarah kepada kasus pembunuhan, tapi ini masih dugaan karena masih diselidiki," sebutnya.

Ia mengatakan mayat korban sempat dibawa kabur kembali, namun sekarang jenazah korban sudah kembali ditemukan.

"Sekarang sudah berhasil kami temukan mayat tersebut," ujar Zikri.

Ia mengatakan jenazah korban diantar ke rumah duka dengan mobil ambulans.

"Kami masih dalami ini, karena yang nganterin ke rumah itu ambulans. Kami (sedang) cari tahu (kapan jenazah) berpindah di ambulans dan di mana," kata Zikri saat dikonfirmasi Kompas.com melalui sambungan telepon, Minggu (5/11/2023).

Selain itu pihaknya juga masih menunggu hasil otopsi dari RS Bhayangkara Medan untuk memastikan penyebab kematian Umita.

"Kita masih menunggu hasil autopsi dari rumah sakit. Kalau dari kasat mata memang nampak di bagian muka ada lebam, tapi itu lebam jantung atau lebam muka belum tahu," ucapnya.

"Tapi ini belum final, masih kita tunggu keterangan dari pihak medis," lanjutnya.

Tukang becak tak tahu korban meninggal

Zikri menjelaskan, tukang becak yang membawa korban langsung melapor ke polsek setempat. Sang tukang becak mengaku hanya disuruh untuk mengantar korban yang disebut sakit oleh pria yang mengendarai motor.

Selain itu sang tukang becak mengaku tak tahu jika korban sudah meninggal dunia.

"Pengakuan tukang becak, dia nggak tahu kalau wanita itu sudah meninggal."

"Pengakuan tukang becak, laki-laki (pengendara motor) itu minta tolong sama dia diantarkan ke rumah sakit," jelas Zikri.

Kendati demikian, Zikri tak menjelaskan detail apakah tukang becak tersebut yang mengantar korban ke ambulans.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Rahmat Utomo | Editor: Aloysius Gonsaga AE), Tribun Medan

https://medan.kompas.com/read/2023/11/07/085000278/misteri-mayat-perempuan-diangkut-becak-di-deliserdang-hendak-dibuang-di-rumah

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com