Salin Artikel

Polisi Tangkap Pembunuh di Medan yang Buang Mayat Korbannya dengan Becak

Pelakunya ternyata teman dekat korban berinisial RB, kini pelaku telah ditangkap polisi.

Kapolres Pelabuhan Belawan AKBP Josua Tampubolon mengatakan pembunuhan dilatarbelakangi motif sakit hati, terkait bisnis jual beli beras.

"Motifnya adalah karena pelaku merasa sakit hati kepada si korban sebelumnya, sudah ada bisnis terkait masalah beras, yang dimana si korban ada meminjam uang pelaku, ini menurut keterangan pelaku, ini kami masih dalami bagaimana fakta-fakta sebenarnya," ujar Josua dalam keterangan persnya, Minggu (19/11/2023).

Karena dendam tersebut, kemudian pada Sabtu (4/11/2023) pelaku mengajak korban bertemu di sebuah tempat di Jalan Datuk Rubiah, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan. 

Pelaku kemudian memiting dan mencekik leher korban hingga tewas.

Lalu, dia memanggil pengendara becak barang, untuk membawa jasad korban.

Kepada pengendara becak itu, dia mengatakan Umita merupakan korban kecelakaan lalu lintas.

"Jadi pelaku ini (menyampaikan) kepada pihak keluarga, bahwa korban meninggal akibat kecelakaan lalu lintas, ini yang sudah kita ungkap dan pelaku sudah mengakuinya," ujar Josua.

Pelaku kemudian melarikan diri, ternyata berdasarkan hasil autopsi Umita ternyata menjadi korban pembunuhan.

Terdapat luka bekas cekikan di lehernya, selain itu berdasarkan diagnosa, Umita tewas lantaran lantaran lemas dan dan kehilangan nafas akibat cekikan pelaku.


Polisi kemudian memburu pelaku dan menangkapnya di Provinsi Riau pada Rabu (17/11/2023).

"Terhadap pelaku sudah berhasil diamankan Satreskrim Polres Belawan bersama Jatanras Polda Riau," ungkap Josua

Namun saat proses penangkapan pelaku berusaha kabur, sehingga polisi terpaksa menembak ke dua kakinya.

Sementara itu, disinggung apakah ada dugaan asmara terkait pembunuhan itu, Kasat Reskrim Polres Belawan AKP Zikri Muamar mengatakan pihaknya masih mendalaminya.

"Jadi terhadap pemeriksaan terhadap tersangka RB memang ada hubungan dekat (dengan korban), tapi kita masih dalami spesifiknya hubungan dekatnya seperti apa," ujarnya

"Kemudian selain modus bisnis, menurut keterangan tersangka bahwa uangnya dia, dipeloroti oleh korban, itu juga masih pemeriksaan sementara, nanti perkembangannya ( masih diselidiki)," tutup Zikri

Sebelumnya kasus ini sempat viral di media sosial dilihat dari akun instagram @medantau.id tampak video yang menunjukkan jasad wanita dengan wajah memar dibawa menggunakan becak motor.

Peristiwa itu disebutkan terjadi di Desa Manunggal, Kecamatan Labuhan Deli, Kota Medan, Sabtu (4/11/2023) siang. Di video tampak warga mengerumuni becak yang ditumpangi wanita tersebut. Kondisi wanita itu terlentang ditutupi selimut berwarna hitam. Warga menyebut wanita itu dibawa dua pria. Satu mengendarai becak, satu lagi mengikutinya dengan motor.

Dalam narasi video dijelaskan awalnya kedua pria itu tiba-tiba membawa becak ke rumah salah seorang rumah warga. Warga tersebut penasaran dengan selimut hitam yang menutupi barang di becak. Saat dibuka, ternyata mayat wanita bermasker.

"Warga penasaran membuka masker perempuan tersebut, ternyata sudah tidak bernyawa. Di bagian wajahnya juga ada memar," demikian narasi di dalam video.

Lantaran mengundang kehebohan, pria yang membawa sepeda motor dan membawa becak meninggalkan lokasi kejadian.

https://medan.kompas.com/read/2023/11/19/093435078/polisi-tangkap-pembunuh-di-medan-yang-buang-mayat-korbannya-dengan-becak

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com