Salin Artikel

3 Pembobol Mobil Pembawa Dana Desa di Toba, Dibekuk

Tiga pelaku yang dibekuk adalah HZ (41), RN (29) dan NH (36) berhasil diringkus.

Kasat Reskrim Polres Toba, Iptu Wilson Panjaitan mengatakan ketiga pelaku memiliki peran yang berbeda.

HZ bertindak sebagai eksekutor, yang mengambil tas berisi uang dan laptop di mobil korban.

RN berperan sebagai pengendara motor yang yang mendampingi HZ saat beraksi.

NH dan H (masih buron) berperan mengamati situasi di lokasi yang menjadi target pencurian.

Wilson mengatakan, peristiwa ini terjadi, Selasa (3/10/2023) sekitar pukul 13.00 WIB.

Awalnya Kepala Desa Aek Unsim, Toba, Rommel Pasaribu (46) bersama perangkat desa, Marzuki Pasaribu (32) dan Ellen (34) mengambil dana desa sebesar Rp 131.062.000 di Bank Sumut, Kecamatan Balige.

"Setelah melakukan penarikan dari bank, uang tersebut dipegang langsung Ellen selaku bendahara desa, yang disimpan di dalam kantong plastik warna hitam," ujar Wilson, Kamis (23/11/2023).

Setelah mengambil uang, ketiganya pergi mengendarai Toyota Innova. Namun ternyata, para korban telah diawasi HZ, dia lalu menghubungi tiga pelaku lainnya.

Dengan mengendarai dua sepeda motor, para pelaku mengikuti mobil korban yang berhenti di CV. Visi Printing di Jalan Lintas Tarutung. Para korban saat itu ingin membeli laptop

"Lalu ke empat tersangka pun menjaga jarak sembari memantau mobil korban yang sedang parkir," kata Wilson

Sekitar pukul 13.15 WIB para korban masuk ke toko laptop, namun mereka lupa mengunci pintu mobil, sementara dana desa berada di dalamnya.

Para pelaku langsung berbagi tugas untuk melancarkan aksinya, H dan NH memantau situasi. HZ mengambil uang dan RN mendampingi HZ dengan menaiki sepeda motor.

"HZ langsung menuju mobil korban, dengan cara mengendap berjalan membungkuk dan langsung membuka pintu kiri bagian tengah, yang pada saat itu sedang tidak terkunci."

"Dengan mudahnya HZ langsung mengambil tas ransel berisi uang dan laptop," kata Wilson

Selanjutnya HZ, langsung lari mendekati RN, mereka kabur dengan berboncengan sepeda motor.

Usai mendapatkan uangnya, para pelaku membaginya, masing mendapatkan sekitar Rp 29 juta.

"Uang hasil curian tersebut dipergunakan oleh para tersangka untuk berfoya-foya, bermain judi, dan kebutuhan sehari-hari," ujar Wilson.

Setelah menerima laporan pencurian, polisi menyelidikinya dan berhasil menangkap tersangka pada 9 November 2013.

"RN dan HZ ditangkap di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta, saat keduanya baru pulang dari Kalimantan, sedangkan NH kita tangkap di Sumatera Selatan," ungkap Wilson.

Kata Wilson para pelaku merupakan sindikat pencuri dengan target operasi nasabah bank. Keempatnya merupakan warga, Kecamatan Kayuagung Kabupaten OKI, Sumatera Selatan.

Saat beroperasi mereka biasa memantau nasabah mengambil uang dengan jumlah besar, kemudian membuntutinya.

Jika lengah meletakkan uang dalam mobil, pelaku akan memecahkan kaca mobil korban.

"Namun pada saat kejadian di Toba, korban tidak mengunci mobil, hingga tersangka dengan mudah melakukan pencurian tersebut," ujar Wilson.

Akibat perbuatannya ketiga tersangka tersebut diancam dengan Pasal 363 ayat (1) Ke-4e KUH Pidana, yang hukumannya tujuh tahun penjara.

Sebelumnya, video yang menunjukkan komplotan pencuri mengambil uang di dalam mobil yang terparkir tersebar di jejaring Instagram akun @tkpmedan

https://medan.kompas.com/read/2023/11/23/121103778/3-pembobol-mobil-pembawa-dana-desa-di-toba-dibekuk

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com