Salin Artikel

Pemilik "Doorsmeer" di Deli Serdang Dibunuh 6 Karyawannya, 4 Pelaku Masih di Bawah Umur

Lokasi tempat kejadian perkara ada di Jalan Binjai, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.

Sebelum korban ditemukan tewas, saksi sempat mendengar teriakan istri korban. Saat dicek, korban ditemukan bersimbah darah di dalam ruang tamu.

Dari hasil pemeriksaan polisi, korban dibunuh enam karyawannya sendiri yang empat di antaranya masih berusia di bawah umur.

Polisi pun berhasil menangkap lima pelaku yakni KZ (23), MA (17), MR (16), AS (17) dan NH (15). Sementara satu pelaku inisial F (16) masih buron.

Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Teddy John Sahala Marbun mengatakan para pelaku anak yang terlibat pembunuhan sudah putus sekolah.

"Mereka sudah putus sekolah semua,"ujar Teddy saat paparan di Polrestabes Medan, Kamis (28/11/2023).

Polisi menyebut pembunuhan terhadap M direncanakan oleh AS yang usianya masih 17 tahun. Pembunuhan dilatarbelakangai rasa sakit hati karena korban kerap berkata kasar kepada para pelaku.

Selain itu disebutkan korban tak menepati janji untuk memberi pinjaman uang pada pelaku. AS pun mengajak lima rekannya untuk membunuh M dan keluarganya.

Mereka pun merancang pembunuhan akan dilakukan pada Minggu (24/12/2023) pukul 18.00 WIB.

Tak hanya berencana membunuh M dan keluarganya, para pelaku juga berniat untuk mengambil mobil serta barang berharga milik korban.

Namun setelah diskusi, pembunuhan dilakukan pada Minggu (25/12/2023) pukul 19.00 setelah doorsmeer tutup.

Para pelaku kemudian menyembunyikan alat doorsmeer yang mereka sebut aspak. Hal tersebut dilakukan agar korban datang ke mess kamar yang ditempati para pelaku.

Mess tersebut berada di lokasi doorsmeer.

"Jadi sesuai kebiasaan korban, setiap tutup doorsmeer mencari dan mengemas barang-barang doorsmeer," ujar Teddy.

Sesuai rencana AS, korban yang datang ke mess akan langsung dibunuh. AS kemudian meminta pelaku KZ untuk menyembunyikan besi aspak di kamar mereka.

Selain itu AS juga meminta pelaku NH menyediakan pisau pada Minggu malam pukul 18.00 WIB.

Tak lama korban datang ke mess para pelaku untuk mencari besi aspak dan pelaku MR menunjukkan posisi besi aspak yang ada di atas meja tempat tidur.

Setelah itu korban sempat memanggil pelaku KZ dan mengatakan masih ada besi aspak lainnya yang tertinggal.

Saat masuk kamar, korban langsung dipiting oleh pelaku MAA dan didorong ke tempat tidur.

"Pelaku AS kemudian menimpa korban sambil menutup wajah korban menggunakan bantal dan pelaku MR menusukkan pisau ke bokong paha dan punggung korban berulang kali,"ujar Teddy.

Lalu, kata Teddy, pelaku KZ dan AS juga memukuli kepala korban berulang kali dengan besi aspak hingga korban tewas.

Para pelaku sempat memeriksa celana korban untuk mencari uang, namun hasilnya nihil.

Tak lama istri dan anak korban turun dari lantai dua untuk mencari keberadaan M. Saat itu kondisi doorsmeer gelap karena saklar lampu dimatikan oleh pelaku F.

Saat istri pelaku hendak menghidupkan lampu, para pelaku melarikan diri dan tak jadi membunuh istri korban seperti rencana awal.

Sang istri pun histeris dan meminta tolong hingga didengat oleh saksi yang tinggal di dekat rumahnya.

Atas perbuatannya para pelaku disangkakan dengan Pasal 388 KUHPidana dan Pasal 340 KUHPidana. Ancaman maksimalnya hukuman mati.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Rahmat Utomo | Editor: Khairina), Tribun Medan

https://medan.kompas.com/read/2023/12/29/083800178/pemilik-doorsmeer-di-deli-serdang-dibunuh-6-karyawannya-4-pelaku-masih-di

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com