Salin Artikel

127 TKI Terdampar di Deli Serdang, 2 Hari Naik Kapal Tongkang dari Malaysia

Seratusan TKI tersebut kemudian langsung dibawa warga ke kantor Kecamatan Pantai Labu.

Camat Pantai Labu Muhammad Faisal Nasution menjelaskan, sekitar pukul 08.00 WIB, pihaknya mendapat informasi dari perangkat desa ada TKI yang terdampar di pantai.

"Awalnya 12 orang numpang sama nelayan kita. Mereka dari Malaysia, tapi, setelah didata, semuanya rupanya ada 127 orang," kata Faisal.

Seratusan TKI itu dari berangkat dari Malaysia menaiki dua kapal tongkang.

Mereka kemudian diturunkan di dekat perairan perbatasan Pantai Labu dan Bagan Percut. Selanjutnya, TKI dibantu kapal nelayan Pantai Labu menuju daratan.

"Karena ramai, mereka kita kumpulkan di kantor kita dan kita kasih makan. Sudah diambil alih pihak Imigrasi (masalah kedatangannya). Sekarang mereka sudah dipulangkankan mandiri. Ya, harapan kita jangan begini lagilah (pulang tanpa prosedur) karena ini baru pertama kali ini di sini," kata Faisal.

Informasi yang dihimpun dari sejumlah TKI, perjalanan dari Malaysia sampai ke Pantai Labu memakan waktu dua hari.

Mereka berangkat dari Malaysia pada Senin (8/1/2024) dan tiba di sekitaran perairan Pantai Labu pada Rabu pagi.

Para TKI sempat dijanjikan akan diturunkan di kawasan Tanjung Balai.

Sekitar 500 meter dari bibir pantai, mereka diturunkan dengan ketinggian air saat itu masih sepinggang orang dewasa.

Seratusan TKI itu bisa sampai kedaratan setelah dibantu oleh sejumlah nelayan dari Pantai Labu. Di antara mereka ada yang mengaku pulang karena ditipu agen.

Mereka sempat dibawa berkeliling diduga untuk menghindari pantauan petugas.

Berasal dari berbagai daerah

Saat diwawancarai, sejumlah TKI itu berasal dari berbagai daerah, seperti Sumatera Utara, Aceh, Palembang, Lombok, dan Pulau Jawa.

Mereka nekat pulang ke Indonesia dengan menaiki kapal tongkang karena merasa tidak ada pilihan lain.

Sebab, di awal keberangkatan, mereka juga menaiki kapal tongkang. Biaya yang dikeluarkan pun bervariasi, mulai dari Rp 3 juta sampai Rp 5 juta perorang.

"Sudah lima tahun saya di Malaysia, ini memang mau pulang. Saya asalnya dari Kotacane. Di Malaysia kerjanya ganti-ganti, pernah kerja di kilang dan bangunan," ujar salah satu TKI, Marianta Br Sembiring.

Dipulangkan

Pada Rabu sore, TKI non prosedural yang sempat terlantar di perairan Pantai Labu itu akhirnya pulang ke rumah masing-masing.

Sejumlah TKI pulang dengan menaiki mobil dan sepeda motor karena merupakan warga Medan dan Tembung.

Di antara mereka ada juga yang sudah mendapat jemputan dari keluarga yang sengaja datang setelah mendapat telepon.

Sementara, pihak Imigrasi yang datang ke kantor Camat Pantai Labu menolak untuk memberikan keterangan ke wartawan.

"Kata pimpinan untuk keterangan bisa dari kantor kita saja, Bang, di Medan," salah satu petugas Imigrasi.

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul: 127 TKI Non Prosedural Tiba di Pantai Labu Menaiki Dua Kapal Tongkang

https://medan.kompas.com/read/2024/01/10/220447378/127-tki-terdampar-di-deli-serdang-2-hari-naik-kapal-tongkang-dari-malaysia

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com