Salin Artikel

Tragedi Remaja Tewas Tertembak Polisi yang Sedang Bubarkan Tawuran di Medan

Tembakan itu tepat mengenai kepala RF hingga korban mengalami kritis dan sempat dirawat intensif di ICU RS Pringadi Medan.

Namun RF dinyatakan meninggal pada Rabu (17/1/2024).

Kronologi

Kejadian ini bermula saat RF sempat meminta uang kepada sang kakak untuk membeli makanan.

"Dia baru minta duit Rp 3 ribu sama saya, mau beli nasi," kata Adel, kakak korban dilansir dari Tribun-Medan.com, Rabu (17/1/2024).

Tidak lama setelah meninggalkan rumah, tiba-tiba ada terdengar suara tembakan.

Beberapa warga kemudian datang memberi kabar bahwa RF tertembak.

Pada saat itu, sejumlah remaja memang sedang terlibat tawuran di sekitaran lokasi dan muncul satu unit mobil patroli Polres Pelabuhan Belawan.

Adel menduga kuat, bahwa personel yang berada di dalam mobil patroli itu yang melakukan penembakan terhadap adiknya.

"Tiba-tiba warga datang, ngasih tahu bahwa adik saya ditembak sama polisi, rupanya di situ ada tawuran. Jadi polisi datang langsung nembak. Tapi adik saya nggak ikut tawuran," sebutnya.

Setelah kejadian, RF langsung dilarikan ke Rumah Sakit Prima Husada Cipta Medan (PAC) dan setelah itu dirujuk ke Rumah Sakit Pirngadi Medan.

Adel mengungkapkan, kondisi korban saat ini berada di ruang ICU dalam kondisi kritis akibat peluru yang menembus kepalanya.

Katanya, di lokasi juga ditemukan selongsong peluru.

"Pelurunya nembus, (tembakan) di kening. Sekarang kondisinya kritis nggak sadarkan diri. Kepalanya bolong, di bagian belakang kecil di bagian depan besar. Pihak rumah sakit juga mengatakan bahwa itu bekas peluru," ucapnya.

Setelah dinyatakan meninggal, jenazah RF rencananya akan diotopsi di RS Bhayangkara untuk mengetahui penyebab tewasnya korban.

Namun pihak keluarga menolak otopsi dan meminta agar jenazah korban dibawa pulang agar segera bisa dimakamkan,

Pihak keluarga sempat bersitegang dengan pihak kepolisian.

Ibu korban pun histeris saat jasad anaknyaa tidak diperbolehkan dibawa pulang, bahkan wanita tersebut nekat membopong jasad keluar dari kamar jenazah.

"Mereka menahan, kita sudah ikutin aturan mereka kita tidak mau di visum, awalnya kita mau di visum bagian kepala saja," kata Adel kepada Tribun-medan, Kamis (18/1/2024).

"Tapi setelah sampai di sini kami tanya, semua dibedah. Kami nggak izinlah sebab tadi perjanjian di rumah Sakit Pirngadi cuma kepala saja, itu kami bersedia," lanjutnya.

"Buatlah surat pernyataan, bahwasanya kami tidak setuju untuk di autopsi. Tau-tau orang ini masih menahan, dari jam setengah lima sampai sekarang (dinihari)," sebutnya.

"Kami mau bawa mayatnya, sebab kami sudah ikuti prosedur mereka seperti bikin video, tanda tangan kami mau, cuma orang ini nggak ngasih, alasannya sabar-sabar," sambungnya.

Adel menyampaikan, setelah berunding panjang dengan pihak kepolisian akhirnya pihak keluarga mengizinkan jasad korban di autopsi.

Terkait insiden itu Kapolres Pelabuhan Belawan, AKBP Janton Silaban menyampaikan permohonan maaf ke keluarga RF saat proses pemakaman di rumah duka, Jalan TM Pahlawan, Kelurahan Belawan, Kamis (18/1/2024).

"Pada kesempatan ini saya memohon maaf kepada masyarakat jika ada kekeliruan yang dilakukan personel saat menangani masalah tawuran di Belawan kemarin. Kita semua tidak ingin peristiwa itu terjadi," ujar Janton dalam keterangan tertulisnya.

Janton berjanji akan mengusut tuntas kasus ini. Saat ini, dia masih menunggu hasil otopsi Rumah Sakit Bhayangkara Medan untuk mengetahui penyebab pasti meninggalnya RF.

"Keluarga korban telah menyerahkan semua penanganannya ke Polres Pelabuhan Belawan. Penyidik akan profesional dan transparan menangani meninggalnya RF," katanya.

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Polisi Mendadak Panik, Ibu Ini Histeris Bopong Jenazah Anaknya Keluar dari Ruang Jenazah

https://medan.kompas.com/read/2024/01/18/221053978/tragedi-remaja-tewas-tertembak-polisi-yang-sedang-bubarkan-tawuran-di-medan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke