Salin Artikel

Merusuh Setelah Acara Kampanye Relawan di Medan, 108 Anggota Geng Motor Ditangkap

Mereka diciduk karena dianggap membuat onar di jalan raya usai mengikuti kegiatan relawan salah satu calon presiden. Peristiwa ini pun sempat viral di media sosial.

Kepala Kepolisian Resor Kota Besar Medan Kombes Pol Teddy John Sahala Marbun mengatakan kegiatan yang diikuti geng motor tersebut adalah Pesta Rakyat Karnaval Sahabat Abi.

Acara itu berlangsung di lapangan sepakbola dalam wilayah Kecamatan Medan Johor, Kota Medan.

"Ini kampanye, tadi ceritanya salah satu paslon (pasangan calon), kelompoknya Abi," ujar John kepada wartawan di Markas Kepolisian Resor Kota Besar Medan, Selasa (30/1/2024).

John tidak merinci paslon yang menyelenggarakan kegiatan itu.

Dia hanya menyatakan, setelah mengikuti acara, anggota geng motor ini konvoi dan mengganggu ketertiban lalu lintas.

"(jadi) Kami mengamankan iring-iringan anggota geng motor, yang mengganggu ketertiban umum dengan cara menggeber geber suara dan juga mengganggu arus lalu lintas di Polsek Sunggal," ujarnya.

Polisi juga mengamankan 44 sepeda motor yang tidak memiliki dokumen lengkap dari para anggota geng motor.

Anggota geng motor tersebut rata-rata merupakan siswa SMP dan SMA. 

"Dan dari 108 itu (yang kita amankan) kita juga berhasil mengamankan dua orang yang membawa sajam. Kita akan kenakan Undang-Undang Anak (Undang-Undang Perlindungan Anak)," ujarnya.

John menjelaskan senjata tajam itu dibawa anggota geng motor itu bukan untuk tawuran. 

Mereka mengaku membawa senjata tajam untuk berjaga-jaga bila harus terlibat keributan di jalan.

Kebanyakan anggota geng motor itu, kata John, berasal dari Kota Binjai dan Kabupaten Langkat.

Kedatangan mereka ke Medan atas permintaan dari seorang penyelenggara acara berinisial OS.

"Nanti akan kita panggil ketua panitia yang menyelenggarakan acara ini termasuk yang memanggil (mereka) inisial OS tadi, kita akan panggil, seperti apa kapasitasnya, karena ini anak-anak di bawah umur," ujarnya.

John juga meminta para orangtua dari anggota geng motor yang ditangkap untuk menjemput anaknya.

Dia berharap para orangtua, bisa mengawasi anaknya agar tidak membuat kegaduhan lagi.


Tim Amin Sumut buka suara

Pasalnya, banyak relawan Amin yang tidak dikoordinasikan dengan TKD Amin Sumatera Utara.

"Acara kemarin itu tidak terkoordinasi dengan kita, tapi itu sering terjadi, karena banyaknya relawan yang muncul secara organik. Jadi relawan-relawan organik ini dia tidak perlu merasa harus melapor ke TKD karena mereka juga melakukannya kan sifatnya lokal," ujar Tumpal saat dikonfirmasi Kompas.com melalui telepon seluler, Rabu (31/1/2024).

Tumpal mengatakan penyelenggara acara itu tidak ada menghubungi TKD Sumut. Dia pun tidak pernah bertemu dengan pengurus kegiatan tersebut.

Namun dia memakluminya lantaran banyaknya masyarakat yang mendirikan komunitas relawan pendukung Amin.

"Kalau relawan-relawan yang sifatnya struktural, dia selalu bersurat ke kita, seperti tadi saya menghadiri kegiatan relawan," ujarnya.

"Jadi kalau relawan organik ini tidak terakomodir ya, maksudnya komunikasinya ya, karena dia kan organik mereka itu enggak merasa harus melapor ke TKD karena modelnya komunitas, kan bentuk yang komunitas, jadi enggak merasa harus punya struktur ke atas kan," ungkapnya.

Kendati demikian, Tumpal menegaskan acara dukungan dari kelompok relawan tidak boleh melibatkan anak-anak.

Hal itu, sudah diingatkan kepada relawan Amin lainnya.

"Secara praktek baik di paslon lain pun itu kan sering terjadi," ujarnya

"Secara aturan betul dilarang, tapi itu ya alami. Ini seumpamanya anaknya laki-laki ikut, kalaupun itu masuk pelanggaran ya, pelanggaran ringan, karena sifatnya bukan eksploitasi. Kecuali, satu sekolah SD secara keseluruhan berseragam, itu baru bisa dikatakan mengeksploitasi," ungkapnya.

https://medan.kompas.com/read/2024/01/31/153440478/merusuh-setelah-acara-kampanye-relawan-di-medan-108-anggota-geng-motor

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke