Salin Artikel

Bobby Jelaskan Alasan Marah Saat Sidak Proyek Islamic Center

Bobby awalnya ke sana untuk memastikan pengerjaan proyek multi years senilai Rp 393 miliar ini berjalan baik.

"Projek ini yang mungkin kalau dilihat dari sejarahnya pertama di Kota Medan pekerjaan kita itu, yang nilainya fantastis yang didanai murni APBD (jadi) harus kita cek betul-betul,'' ujar Bobby saat ditanya wartawan di DPRD Kota Medan, Senin (18/3/2024).

Menantu presiden Joko Widodo ini juga mengatakan demi kelancaran proyek akan terus memantau dari mulai perencanaan hingga target pengerjaan di lapangan.

Namun dia, heran masih ada pihak yang memandang sinis pekerjaan Pemerintah Kota Medan.

Meskipun begitu, kata dia, progres dari yang dilakukannya bisa diperiksa di lapangan.

"Mulai dari pengerjaanya mulai dari targetnya, mulai dari proses berjalannya pembayarannya. Jangan nanti progresnya enggak sesuai kita bayar, nanti dibilang ada main antara kontraktor dan Pemko," ujarnya

"Giliran kita pastikan progres dan pembayarannya sesuai, kita (dibilang) enggak ada uang, itu bisa dicek silakan (progress pembangunannya)," tambah Bobby.

Disinggung soal isu di media sosial yang menyebut langkahnya sidak merupakan pencitraan, Bobby menampiknya.

"Lihat aja di lapangan pokoknya di lapangan progresnya, itukan sudah ada progresnya ya. Pengerjaan multiyears bukan yang dikerjakan sebulan, dua bulan, lihat progresnya. Kalau di Twitter bisa ngitung progres di lapangan, sama target terminnya silahkan saja," ujarnya.

Selain itu suami Kahiyang Ayu ini juga membantah kalau pembayaran uang proyek, mandek.

"Saya rasa sudah dibayar," ujarnya.


Dia menerangkan yang dilakukan semata-mata untuk kelancaran proyek agar berjalan dengan baik.

"Kontraktor (yang dimarahi) pokoknya kita minta pelaksanaannya harus baik," tutupnya.

Sebelumnya Bobby mengunggah video sidak Islamic Center di akun instagram pribadinya Kamis (14/3/2024). Awalnya di dalam video tampak menelusuri lokasi proyek bersama jajarannya.

Setibanya di lokasi proyek, dia menanyakan ke salah seorang pekerja di sana, berapa jumlah pekerja hari itu. Pekerja di sana menjawab hanya lima orang saja.

Bobby lantas menanyakan sudah berapa lama proyek ini dikerjakan lima orang.

"Kemarin sampai bulan Januari sekitar 100 orang (pekerjanya)," ujar pekerja proyek

Selanjutnya diduga Bobby kesal dan diduga menelepon kontraktor Islamic Center. Dia lalu mengancam akan memutus kontrak kerja dengan kontraktor tersebut.

"Saya tidak tahu permainan kalian apa, kalau kalian main-main enggak usah di Pemko Medan deh Pak, putus kontrak saja deh Pak kalau kayak gitu," tandas Bobby

Tentang Islamic Center

Sebelumnya diberitakan peletakan batu pertama proyek ini dilakukan pada Senin (22/3/2023).

Bobby Nasution saat itu menyaksikan langsung dia pun berharap kehadiran Islamic Center bisa menjadi peradaban Islam.

"Hadirnya Islamic Center kita harapkan dapat berfungsi menjadi peradaban Islam. Tidak hanya menjadi pusat ibadah, tetapi menjadi pusat ekonomi, pusat pendidikan dan pusat kegiatan sosial serta pusat kegiatan politik," kata Bobby Nasution dalam siaran persnya.

Bobby mengatakan proyek ini berdiri di atas tanah seluas 22 hektar.

Dia pun berharap seluruh elemen umat Islam untuk mendiskusikan, merumuskan dan memutuskan bentuk organisasi yang akan dijalankan pada Islamic Center.

Bobby lalu menjelaskan, pembangunan Islamic Center dibangun oleh perusahaan BUMN dan memakan anggaran sebesar Rp 393 miliar.

Dia berharap agar pembangunan dapat berlangsung dengan bagus, baik kualitas fisik bangunannya serta waktu pengerjaannya tepat.

"Saya titip ke Kapolres dan Kajari karena pembangunan ini bukan menggunakan anggaran yang sedikit, apalagi Pemkot Medan menggelontorkan anggaran sebesar Rp 393 miliar untuk pembangunan Islamic Center," kata dia.

https://medan.kompas.com/read/2024/03/18/211034078/bobby-jelaskan-alasan-marah-saat-sidak-proyek-islamic-center

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com