Salin Artikel

Penutupan Ditunda karena Diprediksi Ramai saat Lebaran, Nyatanya Pengunjung Medan Zoo Sedikit

MEDAN, KOMPAS.com- Walikota Medan, Bobby Nasution sempat berjanji akan menutup kebun binatang Medan atau Medan Zoo, untuk proses perbaikan sebelum lebaran, Rabu (10/4/2024).

Tetapi rencana itu dibatalkan, lantaran Pemko Medan memprediksi jumlah pengunjung Medan Zoo akan ramai saat libur lebaran.

Namun berdasarkan Pantauan Kompas.com, Minggu (14/4/2024) sekira pukul 15.00 WIB, pengunjung Medan Zoo sedikit. Hanya terlihat belasan pengunjung mengelilingi wahana konservasi seluas 30 hektar tersebut, bersama keluarganya.

Saat pengunjung tiba di sana mereka juga tampak hati-hati berjalan di salah satu tanjakan di area Medan Zoo, karena jalanan licin lantaran baru saja turun hujan. Pengunjung sampai harus membuka sandalnya karena takut terjatuh.

Di sisi lain, pengunjung juga kecewa lantaran sama sekali belum menemukan perubahan dari proses perbaikan Medan Zoo.

Hanya bagian depan Medan Zoo saja yang tampak berubah, sementara di bagian dalam tidak ditemukan perubahan yang berarti. Beberapa kandang tampak rusak dan kumuh.

Michael (18) salah pengunjung merasa kecewa saat datang ke Medan Zoo. Menurutnya lebih baik Pemko Medan fokus memperbaiki Medan Zoo daripada harus buru-buru membukanya.

"Saya datang ke sini karena akhir-akhir ini ada viral, katanya Medan Zoo sudah diperbaiki, ternyata masih sama seperti dulu belum banyak perubahan, cuma ada perubahan sedikit itu pun dari depan," ujar Michael.

Dia berharap agar Pemko Medan tidak menunda-nunda lagi proses perbaikan.

"Harapannya segeralah perbaiki, supaya banyak pengunjung datang,'' ungkapnya

Hal serupa juga disampaikan pengunjung lainnya, warga Provinsi Aceh, Fahmi (31). Kata dia awalnya dia datang ke Medan Zoo lantaran mudik lebaran di tempat istrinya, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat.

Dia sengaja menempuh jarak 1 jam 45 menit ke Medan Zoo, demi melihat satwa-satwa langka di Medan Zoo.

Namun yang terjadi kata dia, masih banyak kandang yang kosong di Medan Zoo.

"Anak saya mau naik gajah pun nggak bisa. Kata petugasnya, karena sudah tua gajahnya. Terus malah kandang- kandang binatang sudah berkurang, nggak seperti dulu," ungkapnya.

Jumlah pengunjung lebih sedikit dari 2023

Sementara berdasarkan data dari Kepala Urusan Pembukuan Medan Zoo, Arpan mengatakan, selama libur lebaran harga tiket masuk senilai Rp 20 ribu per orang.

Dia juga menjelaskan bahwa total pengunjung di hari ke-5 lebaran tahun 2024 berjumlah 2.058 orang, jumlah itu jauh lebih sedikit dibanding tahun 2023 yang mencapai 9.186 pengunjung.

"Data lengkapnya di lebaran tahun 2023, hari pertama pengunjungnya 844 orang, hari kedua 2302 pengunjung, hari ke tiga 2307 pengunjung, hari ke empat 2808 pengunjung, hari ke lima 925 pengunjung," katanya

Lalu untuk tahun 2024, jumlah pengunjung hari pertama lebaran 278, hari kedua lebaran 540 pengunjung, hari ketiga lebaran 458, hari keempat lebaran, 425 pengunjung dan hari kelima lebaran 357 pengunjung.

Disinggung soal penyebab sedikitnya pengunjung di Medan Zoo, Arpan belum membeberkannya. Dia menyebut hal itu bukan kapasitasnya.

Sementara itu Manager Medan Zoo, Pernius Harefa dan Pejabat Sementara (PJs) Direktur Utama PD Pembangunan Medan, Bambang Hendarto saat dikonfirmasi melalui telepon seluler belum memberikan jawaban.

Sebelumnya Medan Zoo sempat menjadi sorotan, sebab dalam waktu tiga bulan, lima harimau di sana mati. Teranyar harimau bernama Bintang Sorik mati di Medan Zoo, Selasa (13/2/2024).

Selain itu, Medan Zoo juga sedang mengalami krisis ekonomi, 70 persen kandang di sana rusak, para karyawannya juga sempat tidak digaji selama lima bulan.

Untuk mengatasi krisis tersebut, Bobby sempat 2 kali menjanjikan akan menutup Medan Zoo sebagai renovasi.

https://medan.kompas.com/read/2024/04/14/202907978/penutupan-ditunda-karena-diprediksi-ramai-saat-lebaran-nyatanya-pengunjung

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com