Salin Artikel

Video Viral Oknum TNI Tendang Warga di Deli Serdang Berujung Damai

MEDAN, KOMPAS.com - Sebuah video yang menunjukkan seorang pria berseragam TNI mengamuk dan menendang warga di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara pada Rabu (29/5/2024) siang, viral di media sosial. Setelah dimediasi, kedua pihak berdamai.

Dikonfirmasi melalui aplikasi percakapan WhatsApp pada Kamis (30/5/2024) sore, Pasintel Batalyon Infanteri (Yonif) Mekanis 121 Macan Kumbang, Kodam I Bukit Barisan, Kapten Heri membenarkan pria berseragam TNI adalah pasukannya, Pratu IT.

Dalam video yang beredar di media sosial, tertulis peristiwa ini terjadi di pinggir jalan Dusun 1, Desa Jaharun B, Kampung Johar Baru, Kecamatan Galang.

Terlihat di video itu, oknum TNI tersebut mengamuk kepada seseorang yang duduk di jalan.

Suara keras dari personel TNI itu tidak direspons lawan bicaranya. Pria berseragam TNI itu lalu marah-marah sambil menjelaskan kondisi istrinya yang tengah hamil dua minggu. Kejadian ini ditonton banyak warga. 

"Jadi saya jelaskan secara singkat dulu. Memang benar itu prajurit saya kalau masalah kejadiannya itu spontanitas," tutur dia.

Heri menjelaskan, saat itu Pratu IT bersama istrinya hendak membeli makan. Pratu IT sudah sempat menyalakan lampu mobil ke kanan dan posisinya sudah berada di tengah.

Di saat yang sama, ada pengendara lain dari belakang menabrak anggotanya hingga terjatuh.

"Jadi si kawan ini nabrak, terjadilah tabrakan dan jatuh. Di situ istrinya mengeluh sakit, kan istrinya kondisi hamil. Abang lah kalau kira-kira istri Abang tiba-tiba kecelakaan namanya suami spontan," katanya.

Saat itu, lanjut Heri, orang yang menabraknya tidak merespons perkataan Pratu IT dan hanya duduk. Hal tersebut yang diduga memicu kemarahan anggotanya sehingga menendangnya.

"Mungkin itu videonya kan nggak lengkap dalam arti tendangannya itu nggak kena (kepala). Cuma nampak dia nendang aja. Nggak kena kepala," ungkap dia.

Hedi menjelaskan, dari kejadian itu dilakukan mediasi, sehingga kedua pihak saling meminta maaf. Pihak penabrak mengakui lalai berkendara.

"Dari pihak sana meminta maaf bahwasanya kelalaian dalam berkendara mengakibatkan keguguran si istri dari anggota TNI ini. Dari pihak kami pun minta maaf bahwasanya mungkin saat itu emosional kurang terkontrolnya emosional," katanya.

Dikatakannya, dalam perdamaian itu pengobatan ditanggung masing-masing. Pihaknya juga sudah melaporkan ke atasannya tentang kejadian sebenarnya.

https://medan.kompas.com/read/2024/05/30/214840978/video-viral-oknum-tni-tendang-warga-di-deli-serdang-berujung-damai

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com