Salin Artikel

4 Pembunuh Peternak Kambing di Medan Ditangkap, Motif Sakit Hati 

MEDAN, KOMPAS.com - Polisi menangkap 4 pelaku pembacokan peternak kambing bernama Sarengat (65) hingga meninggal dunia di Desa Saentis, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang.

"Sejauh ini ada 4 pelaku yang ditangkap dan ditetapkan menjadi tersangka," kata Kanit Reskrim Polsek Tembung, AKP Japri Simamora kepada Kompas.com saat dihubungi melalui saluran telepon, Jumat (14/6/2024).

Japri menjelaskan, keempat pelaku bernama Bayu, Regal, Anis, dan E (17). Bayu dan E ditangkap di daerah Desa Saentis sehari setelah penyerangan, Sabtu (4/5/2024).

Sekitar seminggu kemudian, Regal diamankan di Desa Sampali, Kecamatan Percut Sei Tuan, Deli Serdang. Sedangkan Anis diamankan pada Senin 10 Juni 2024 di Desa Saentis.

"Dari para pelaku, berkas E sudah dilimpahkan dan saat ini menjalani persidangan di Pengadilan Negeri Deli Serdang," sebut Japri.

"Terkait motif, sejauh ini dari keterangan para pelaku, diketahui karena ada selisih paham jadi sakit hati. Mungkin ada perkataan yang tidak pas," sambungnya.

Dikatakan Japri, saat menjalani pemeriksaan, para pelaku tidak terlalu terbuka terkait apa yang membuat mereka sakit hati. Sementara korban, mengaku tak tahu sama sekali kenapa diserang.

"Untuk pelaku lain, ada 3 pelaku utama lainnya kami buru," ucapnya.

Sebelumnya diberitakan, Santri Purnomo (30) selaku anak korban mengatakan, penyerangan berlangsung Jumat (3/5/2024), sekitar pukul 23.00 WIB. Saat itu, Sarengat sedang duduk bersama istri dan ketiga anaknya di dalam rumah.

"Tiba-tiba, ada orang ramai ke rumah, pakai mercon dan batu. Terus pagar depan didobrak sampai hancur,” kata Santri saat diwawancarai di Desa Saentis, Rabu (13/6/2024).

Saat sejumlah orang mulai menerobos masuk, Sarengat bersama dua anak prianya lari ke arah belakang rumah. Sementara istri dan anak perempuannya disuruh bersembunyi di kamar.

Sarengat coba melawan dengan melempar batu sampai akhirnya para pelaku keluar dari areal rumahnya. Lalu, Sarengat coba berdialog dengan para pelaku untuk menanyakan siapa yang dicari.

“Nah, terus dari para pelaku ini ada yang bilang matikan saja semua. Bapak panik, putar balik badan rupanya jatuh. Itu lah bapak dieksekusi. Kaki kanannya dibacok,” ujar Santri.

Melihat hal itu, Santri berlari untuk berupaya menolong ayahnya. Namun Sarengat justru diseret pelaku menjauh dari lokasi dan dibacok lagi di bagian tangan kanan.

“Waktu itu sempat saling serang, itu lah adik saya kena panah. Sampai akhirnya saya menyelematkan ayah saya dan dilarikan ke Rumah Sakit Umum Haji, Medan. Di perjalanan, bapak udah gak ada di ambulans,” ungkap Santri sembari meneteskan air mata.

Santri mengaku sampai saat ini tidak tahu apa alasan para pelaku menyerang kediaman mereka. Berangkat dari kejadian itu, pihaknya pun membuat laporan di Polsek Percut Sei Tuan (sekarang telah berganti nama menjadi Polsek Tembung).

“Kami berharap polisi dapat menangkap seluruh pelakunya lah,” ucapnya.

https://medan.kompas.com/read/2024/06/14/155901178/4-pembunuh-peternak-kambing-di-medan-ditangkap-motif-sakit-hati

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com