Salin Artikel

Baru 1 Hari Dilantik, Pj Gubernur Sumut Agus Fatoni Langsung Didemo

Mereka menolak penunjukkan Agus Fatoni sebagai Penjabat (Pj) Gubernur Sumut, yang baru dilantik, Senin (24/6/2024)

Saat berunjuk rasa puluhan massa membawa spanduk, isinya antara lain, 'Sumut Harus Dipimpin Putra Daerah' hingga 'Tolak Gubsu di Luar Sumut'.

Mereka lalu berorasi secara bergantian selama satu jam. Isi orasi menyebut kalau penunjukan Agus Fatoni sarat kepentingan politik, lalu Agus Fatoni juga dinilai tidak paham mengelola pemerintahan di Sumut.

Koordinator aksi, Irham S Rambe juga mempertanyakan alasan Menteri Dalam Negeri melakukan pergantian Pj Gubernur Sumut, menurutnya sejauh ini tidak ada sesuatu yang mendesak.

"Sepertinya tidak ada kepentingan mendesak tentang pergantian Pj Gubsu. Kita menilai pergantian PJ Gubsu ini sarat akan kepentingan politik," ujar Irham saat diwawancarai wartawan usai berunjuk rasa.

Namun Irham tidak mendetailkan kepentingan politik siapa yang dimaksud.

"Ini kan mau dekat Pilkada kita tentunya melihat kondisi sumut ini, kita khawatirkan demokrasi di sumut ini tidak sesuai seperti yang kita harapkan. Apalagi hari ini kita sama-sama tau, kita tidak ingin sampaikan atas nama siapa (kepentingan politik itu), kita tidak ingin demokrasi di Sumut diobrak abrik," tandasnya.

Lalu Irham juga mengatakan kalau pun harus diganti, mengapa bukan putra daerah.

"Kami menilai begitu banyaknya putra putri daerah Sumut yang layak, yang tahu kondisi Sumut ini, kenapa itu tidak diutamakan, kenapa orang luar dijadikan Pj gubernur," katanya.


Irham lalu mengatakan mendapat informasi Agus Fatoni memiliki rekam jejak yang kurang baik saat menjabat sebagai Pj Gubernur Sumsel.

"Ini banyak sekali kita lihat diduga Agus Fatoni menyalahgunakan jabatannya pertama kita melihat saat jadi PJ Gubernur Sumsel itu banyak dugaan jual beli jabatan, kedua kekayaan beliau bertambah," ujarnya

Lalu Irham meyakini kalau Agus Fatoni tidak memahami kondisi pemerintahan di Sumut

"Kita yakin Agus fatoni tidak paham terkait kondisi di Sumut, orang yang tidak paham daerah kita, masak mau kita jadikan pemimpin," tandasnya.

Massa aksi diterima Kepala Biro Perekonomian Setdaprov Sumut, Poppy Marulita Hutagalung. Dalam kesempatannya Poppy mengatakan akan menyampaikan aspirasi mahasiswa ke pimpinannya.

"Kami akan menerima semua apa yang menjadi keluh kesah yang tadi di sampaikan ke kami. Sekali lagi semua aspirasinya, nanti akan kami terima,"ujarnya

Sebelumnya Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian melantik Agus Fatoni menjadi penjabat (Pj) Gubernur Sumatera di Sasana Bhakti Praja Kemendagri, Jakarta, Senin (24/6/2024).

Agus Fatoni menggantikan Pj Gubernur Sumut sebelumnya, Hassanudin yang kini menjadi Pj Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB).

Setelah dilantik, mantan Pj Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) ini, berkomitmen melanjutkan roda Pemerintahan Sumut ke arah yang lebih baik.

https://medan.kompas.com/read/2024/06/25/174058378/baru-1-hari-dilantik-pj-gubernur-sumut-agus-fatoni-langsung-didemo

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com