Salin Artikel

Parkir Berlangganan di Kota Medan Gunakan Barcode, Bisakah Dipalsukan?

Tarif pembayarannya untuk sepeda motor Rp 90.000 per tahun, mobil Rp 130.000 per tahun, truk atau bus Rp 168.000 per tahun.

Teknis kebijakan ini, awalnya warga diminta membeli stiker barcode parkir berlangganan. Setelah itu, stiker itu tempel di kendaraan pelanggan sebagai tanda telah membayar retribusi parkir.

Lalu bagaimana cara kerja barcode tersebut, bisakah dipalsukan?

Terkait hal ini Kompas.com, sempat menemui Koordinator Lapangan (Korlap) 002 Dinas Perhubungan Medan Ridwan Pohan, Senin (1/7/2024) sekitar pukul 16.30 WIB.

Bersama puluhan anggotanya Ridwan kala itu, sedang mensosialisasikan kebijakan parkir berlangganan ke sejumlah pengendara mobil maupun sepeda motor ke pengguna Jalan Multatuli, Kota Medan.

Menurutnya, stiker barcode itu sulit dipalsukan. Pasalnya, setiap stiker berisi data kendaraan sesuai STNK dan tampak juga foto kendaraan dari depan.

Data itu dimasukkan ke stiker saat warga membelinya. Jadi saat barcode diperiksa petugas parkir, data yang keluar hanya data kendaraan yang didaftarkan.

"Kalaupun harus dipalsukan akan sangat mudah mendeteksinya," ujar Ridwan.

Dia lalu mengatakan bahwa juru parkir nantinya akan memeriksa barcode setiap kendaraan, yang datang dan pergi menggunakan mesin parkir.

Dengan sistem pengamanan seperti ini, Ridwan yakin sulit untuk memalsukan stiker barcode.

"Data di barcode hanya data satu kendaraan, mudah mudahan gak bisa dipalsukan, karena ada teknisnya. Nanti (saat kerja), mereka jukir melakukan scan pakai QR code, mereka scan barcode kendaraan di stiker kendaraan yang parkir, saat datang dan pergi untuk memastikan barcode itu (asli)," ujarnya.

Sebelumnya, Wali Kota Medan Bobby Nasution mengatakan kebijakan parkir berlangganan ini di seluruh wilayah Kota Medan atau lokasi parkir pinggir jalan yang dikelola Pemerintah Kota Medan.

Bobby mengimbau seluruh masyarakat Kota Medan segera melakukan pembelian stiker. Termasuk juga bagi warga pendatang yang plat kendaraannya dari Medan.

"Yang bukan Masyarakat Kota Medan pun, yang platnya (nomor kendaraan) bukan orang Medan (para), pendatang jika (mau beli),silahkan, karena parkir pinggir jalan ngak hanya plat BK (kode nomor kendaraan Medan) saja. Jadi (semuanya) boleh membeli," ujar Bobby saat menghadiri rapat paripurna di DPRD Sumut, Senin (1/7/2024).

Menantu Presiden Joko Widodo ini lalu, kebijakan ini sengaja dijalankan demi meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) dari retribusi parkir. Targetnya Rp 100 miliar per tahun.

"Kebocoran masalah retribusi parkir, bayangkan setahun kita cuma dapat Rp 20 miliar dari parkir, itu pun setelah pakai E-Parking, sebelumnya lebih rendah lagi. Dengan (parkir berlangganan), ini hitungan kita bisa sampai Rp 100 miliar lebih," tandasnya.

Lokasi pembelian stiker parkir berlangganan di Kantor Dinas Perhubungan Kota Medan, Kantor ITS Kota Medan, UPT Terminal Pinang Baris, UPT Terminal Amplas, Pos Bus Listrik Plaza Medan Fair, Pos Bus Listrik J City, Suzuya Marelan, Mal Pelayanan Publik.

https://medan.kompas.com/read/2024/07/01/204107978/parkir-berlangganan-di-kota-medan-gunakan-barcode-bisakah-dipalsukan

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com