Salin Artikel

Warga Medan Buru Stiker Parkir Berlangganan, Ini Lokasi dan Syarat Pembeliannya

MEDAN, KOMPAS.com - Kebijakan parkir berlangganan mulai diterapkan di Kota Medan, Sumatera Utara, Senin (1/7/2024).

Tarif untuk sepeda motor Rp 90.000 per tahun, mobil Rp 130.000 per tahun, truk atau bus Rp168.000 per tahun.

Setelah melakukan pembayaran, warga akan diberikan stiker barcode yang nantinya akan ditempel di kendaraan mereka.

Sehingga saat mereka memarkirkan kendaraan di tepi jalan, juru parkir tidak akan meminta retribusi parkir.

Berdasarkan keterangan tertulis Dinas Perhubungan Kota Medan, lokasi pembelian stiker tersebut berada di Kantor Dinas Perhubungan Kota Medan, Kantor ITS Kota Medan, UPT Terminal Pinang Baris, UPT Terminal Amplas, Pos Bus Listrik Plaza Medan Fair, Pos Bus Listrik J City, Suzuya Marelan, dan Mal Pelayanan Publik.

Selanjutnya untuk syarat berlangganan, warga harus membawa fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP), Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK), dan foto kendaraan tampak depan. Selanjutnya petugas menginput data tersebut ke dalam stiker barcode.

Terkait kebijakan ini, Kompas.com pun memantau lokasi penjualan stiker barcode. Salah satunya di CC Room Intelegent Transport System (ITS) di Jalan Balai Kota Medan. Kompas berada di sana sekitar pukul 16.00, namun lokasi kantor telah tutup.

Petugas Dishub di sana, Ian mengatakan, proses pembelian stiker barcode di sana, hanya berlangsung dari pukul 09.00-15.00. Kendati demikian, sambung dia, sudah ada warga datang sejak pagi untuk membeli stiker barcode.

"Ini kan kita banyak tempat (menjual barcode), sama orang lapangan (Dishub) bisa jual stiker juga, kalau di sini sekitar 30 aja penjualan stiker barcode-nya," kata Ian.

Kompas.com juga mengunjungi tempat penjualan stiker barcode di Taman Ahmad Yani, sekitar pukul 16.30. Betty anggota Dishub yang bertugas di sana mengatakan, warga mulai mengunjungi posko mereka sejak pagi.

Ada yang sekadar bertanya, ada juga yang langsung membeli stiker parkir berlangganan. Namun dia tidak merinci jumlah pastinya.

"Kita buka dari pagi dari jam 08.00 WIB sampai 16.30 WIB. Sejak pagi warga lumayan antusias, menanyai bahkan langsung mendaftarkan kendaraannya, ada yang dalam satu keluarga, mendaftarkan mobil dan sepeda motornya," ujar Betty.

Selain menunggu pembeli stiker, Dishub Kota Medan juga melakukan sosialisasi ke sejumlah pengendara jalan protokol di Kota Medan.

Salah satunya yang terlihat di Jalan Multatuli dan Samanhudi Medan, sekira pukul 17.00. Tampak puluhan petugas Dishub memberitahu warga menggunakan pengeras suara soal kebijakan parkir berlangganan.

"Kita sedang sosialisasi dan menerapkan parkir berlangganan Kota Medan, yang diselenggarakan Dishub Kota Medan," ujar Koordinator Lapangan (Korlap) 002 Pemkot Medan, Ridwan Pohan, saat diwawancarai Kompas.com di Jalan Samanhudi.

Dari sosialisasi itu, sambung dia, pihaknya juga menawarkan penjualan barcode stiker parkir berlangganan, sebagian warga pun membelinya.

"Saat ini penjualan yang baru dilakukan sekitar 10 atau 11 stiker," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kota Medan, Iswar Lubis saat konfirmasi lewat telepon seluler, soal data keseluruhan pelanggan parkir berlangganan, belum memberi tanggapan.

Sebelumnya, Bobby Nasution mengatakan, lokasi parkir berlangganan meliputi seluruh wilayah Kota Medan atau yang berada di pinggir jalan.

Dia mengungkapkan, kebijakan ini diambilnya demi meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) dari retribusi parkir.

Selama ini, jumlah retribusi parkir Kota Medan banyak yang bocor sehingga jumlahnya hanya berkisar Rp 20 miliar.

Itupun setelah pihaknya menerapkan sistem elektronik parkir (E-Parking) belakangan ini. Padahal menurutnya, potensi retribusi parkir di Kota Medan bisa ratusan miliar.

"Dengan (parkir berlangganan), ini hitungan (PAD) kita bisa sampai Rp 100 miliar lebih," ujar Bobby usai mengikuti Rapat Paripurna di DPRD Kota Medan, Senin (1/7/2024).

https://medan.kompas.com/read/2024/07/01/223544878/warga-medan-buru-stiker-parkir-berlangganan-ini-lokasi-dan-syarat-pembeliannya

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com