Salin Artikel

PDI-P Siap Lawan Koalisi Besar Pendukung Bobby di Pilkada Sumut 2024

Meskipun Bobby didukung oleh sejumlah partai besar, PDIP Sumut tetap optimistis dengan langkah mereka.

Hingga kini, PKB, Golkar, Gerindra, Nasdem, PAN, dan Demokrat sudah menyatakan dukungan untuk Bobby.

Ketua DPD PDI-P Sumut Rapidin Simbolon menyatakan, keputusan partainya untuk melawan Bobby diambil demi menciptakan demokrasi yang lebih berkualitas.

"Bu Megawati itu seorang negarawan, seorang pejuang demokrasi. Beliau dalam pemikiran dan pandangan saya akan membangun suatu sistem demokrasi yang benar-benar berkualitas," kata Rapidin saat mengunjungi DPW PKS Sumut, Rabu (10/7/2024).

"Kalau misalnya hanya untuk mencalonkan seorang calon kepala daerah, berarti enggak ada demokrasi dong? Nah, di situlah nilai-nilai negarawan seorang Ibu Mega dan PDI-P, dan juga PKS," tambahnya.

Rapidin juga mempertanyakan kualitas demokrasi apabila calon kepala daerah hanya melawan kotak kosong.

"Kami ingin membangun sebuah demokrasi yang berkualitas, demokrasi yang terbangun dari akar rumput, demokrasi yang terbangun dari hati nurani. Kalau hanya satu calon melawan kotak kosong, apa itu demokrasi?" ujarnya.

PDI-P Sumut memiliki 21 kursi di DPRD Sumut, yang memungkinkan mereka untuk mengusung calon sendiri.

Rapidin juga telah mengajukan permohonan kepada Ketua Umum PDI-P untuk membawa calon sendiri dalam Pilkada Sumut.

"Walaupun kita sendiri, pasti kita akan bawa calon sendiri. Itu tegas, itu permohonan kami dari DPD PDI-P Sumut untuk Ketua Umum. Nah, itu kan hanya permohonan. Kalau diloloskan atau tidak, ya kami hanya bisa berdoa. Itu dari hati nurani saya," katanya.


Ketika ditanya siapa calon yang disiapkan untuk melawan Bobby, Rapidin menyebutkan mereka telah menyerahkan empat nama ke DPP PDIP.

"Soal nama itu kan, ada juga dari internal kita (kader PDI-P) Nikson Nababan, ada juga Pak Edy Rahmayadi dari non-kader, Pak Bary Simorangkir, dan Pak Abdul Azis," jelasnya.

Namun, keputusan akhir mengenai siapa yang akan diusung berada di tangan DPP PDI-P.

"Soal nanti siapa yang jadi keputusan DPP, tentu kami kader di bawah ini all out tegak lurus. Kita berjuang sampai menang, kami tidak pikirkan kalah. Kalau sudah ditentukan siapa calon yang diusung," tegasnya.

Sebagai informasi, Bobby yang saat ini menjabat sebagai Wali Kota Medan, telah mendapatkan dukungan dari partai-partai seperti PKB, Golkar, Gerindra, Nasdem, PAN, dan Demokrat.

Dukungan ini menunjukkan kekuatan politik yang signifikan di balik pencalonannya.

Di sisi lain, PDI-P Sumut menunjukkan tekadnya untuk memberikan pilihan alternatif bagi masyarakat Sumatera Utara dengan mengusung calon sendiri. 

Saat ini, proses penjaringan calon dari PDI-P Sumut masih berlangsung, dan nama-nama yang diajukan sedang menunggu keputusan dari DPP PDI-P.

https://medan.kompas.com/read/2024/07/10/221027778/pdi-p-siap-lawan-koalisi-besar-pendukung-bobby-di-pilkada-sumut-2024

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com