Salin Artikel

Kerap Picu Kecelakaan, Warga Desak Pembongkaran Beton Pembatas Jalan

Beton penghalang sepanjang sekitar 10 meter tersebut ditempatkan di tengah jalan sebagai pembatas. Saat malam hari, posisi barrier ternyata tidak terlalu terlihat, karena minimnya pencahayaan.

Lokasinya berada di Jalan DI Panjaitan, tak jauh dari persimpangan antara Jalan Sisingamangaraja dan Jalan Parapat.

Gifson Aruan (34), salah seorang warga Kecamatan Simarimbun  mengatakan, peristiwa kecelakaan tunggal akibat keberadaan beton pembatas tersebut kerap terjadi.

Apalagi, bagi kendaraan bermotor yang datang dari arah Jalan Parapat maupun Jalan Siantar-Saribudolok menuju Pematang Siantar.

Dia mengatakan, pada Rabu malam, 10 Juli 2024 terjadi kecelakaan tunggal yang melibatkan satu mobil menabrak barrier hingga bagian depan mobil terjepit di beton.

“Kalau malam hari pengemudi kadang tidak melihat posisi pembatas jalan itu."

"Padahal kendaraan yang datang dari Parapat maupun Saribudolok menuju pusat kota terkadang melaju kencang,” ujar Gifson kepada Kompas.com, Jumat (12/7/2024).

L Tobing, salah satu warga di sekitar Jalan DI Panjaitan menyebut, warga pernah mengajukan keberatan dengan mengumpulkan sejumlah KTP warga di sekitar lokasi.

Mereka mengumpulkan dukungan untuk meminta Dishub Pematang Siantar segera memindahkan barrier itu. Namun, hingga kini permintaan mereka tidak digubris.

“Memang sudah lama kami mintakan supaya ini dipindahkan. Tiga bulan lalu sudah kami kumpulkan KTP. Kasihan pengendara, apalagi posisi pembatas itu dengan persimpangan,” ujar Tobing.

Kepala Bidang Hubungan Darat Dishub Pematang Siantar, Agresia Affandi mengatakan, sarana dan prasarana lalu lintas perkotaan merupakan tanggung jawab pihaknya, bukan Satlantas Polres Pematang Siantar.

Dia mengakui, dari beberapa peristiwa kecelakaan lalu lintas di lokasi tersebut mayoritas diakibatkan keberadaan penghalan tersebut. 

“Jadi pimpinan kami mengambil kebijakan, jadi (barrier) dicat. Kan lumayan gelap di lokasi itu, jadi dicat-lah,” kata Agresa saat ditemui di Kantor Dishub, Jalan Sisingamangaraja, Pematang Siantar.

Agresa menyebut, surat keberatan warga untuk memindahkan barrier tidak pernah dia terima. Sementara, untuk pemindahan barrier harus menggunakan alat berat.

Menurut dia pun, penempatan barrier di lokasi jalan itu kurang tepat lantaran pemutaran kendaraan ditambah lokasinya dekat dengan persimpangan.

“Kalau kita lihat kendaraan di Siantar ini kan kencang-kencang. Mungkin itu alasan pembatas jalan itu dibuat. Untuk sementara, imbauan kami pengendara hati-hati-lah,” ucap dia.

https://medan.kompas.com/read/2024/07/12/180820178/kerap-picu-kecelakaan-warga-desak-pembongkaran-beton-pembatas-jalan

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com