Salin Artikel

Ketua DPC PKB Taput dan Anggota DPRD Terpilih Ditangkap karena Keroyok Sopir Travel

Selain SS, polisi juga menangkap tersangka lainnya, yakni TGL yang tak lain adalah ayah SS sekaligus ketua DPC PKB Taput.

Lalu ada juga 4 tersangka lain yang ditangkap karena ikut terlibat. Mereka yakni tetangga SS berinisial GS (30), SM (23), RD (58), dan PS (44).

Kasi Humas Polres Taput Aiptu Walpon Baringbing mengatakan, penganiayaan itu terjadi pada Sabtu (20/7/2024). Mulanya, SS memesan tiket mobil travel Tiomaz melalui aplikasi dan dia memesan bangku di nomor 3. Kala itu SS hendak ke Kota Medan.

Kemudian sekitar pukul 00.05 WIB, bus travel dengan sopir IT datang menjemput SS di rumahnya di Jalan Damai, Kelurahan Pasar Siborong-borong, Taput.

"Lalu SS langsung memberikan tasnya untuk dimasukkan ke mobil ke korban. Setelah tasnya masuk, lalu SS masuk ke mobil. Ternyata tempat duduk yang dipesannya nomor 3 sudah diisi orang lain," ujar Walpon dalam keterangan tertulisnya, Selasa (6/8/2024)

Setelah itu, SS bertanya ke IT mengapa kursi yang dipesan ditempati orang lain, kemudian terjadi perdebatan antara keduanya. Tersangka SS pun akhirnya memutuskan tidak jadi naik mobil travel tersebut.

"Tersangka SS lalu tidak jadi naik mobil tersebut ke Medan dan meminta tasnya kembali diturunkan. Saat tas itu diturunkan, lalu korban melemparkan tas tersebut kepada tersangka sehingga terjadi pertengkaran kembali," ujar Walpon

Saat itu, awalnya IT memukul wajah SS hingga terluka, dan SS pun membalasnya. Melihat perkelahian itu, TGL dan 4 orang tetangganya membantu SS mengeroyok IT.

Setelah pengeroyokan itu, kata Walpon, SS melaporkan IT ke Polsek Siborongborong dan ia pun ditangkap.

"Saat IT diperiksa di Polsek Siborongborong dirinya pun mengakui kejadian tersebut, didukung dengan visum akibat luka di bagian wajah SS. Lalu dia (IT) ditetapkan jadi tersangka dan ditahan. (IT) dikenakan Pasal 351 ayat 1 KUHPidana dengan ancaman hukuman 2,5 penjara," tambah Walpon.

Lalu keluarga IT ternyata juga melaporkan pelaku ke Polres Taput. Dari penyidikan, polisi kemudian menangkap 6 tersangka.

"Jadi kasus ini timbal balik, IS ditetapkan sebagai tersangka di Polsek Siborongborong atas pengaduan SS, sedangkan SS dan kawan-kawan ditetapkan sebagai tersangka di Polres Taput atas pengaduan keluarga Ismail," ujar Walpon.

"Kedua pengaduan sama-sama diproses hukum, satu ditangani di Polres Taput dan satu ditangani di Polsek Siborongborong," tutup Walpon

Ketua DPC PKB

Secara terpisah, Wakil Ketua DPW PKB Sumut Syaiful Syafri membenarkan SS dan TGL merupakan kader PKB. Namun sejauh ini mereka belum mendapatkan informasi soal penangkapan tersebut.

"Kami belum dapat kabar tentang itu, saya hanya membaca dari media saja, kan kami baru baca dari media, kita belum bisa komunikasi dengan mereka (SS dan TGL)," ujar Syaiful saat dihubungi Kompas.com melalui telepon seluler.

Meskipun begitu, kata Syaiful, bila memang benar mereka terlibat kasus kriminal, PKB menyerahkan sepenuhnya kasus ini ke pihak kepolisian.

"(Intinya) lita akan laporkan ke ketua DPW PKB Sumut, ini kan menyangkut masalah hukum, kalau menyangkut masalah hukum itu kan ranah hukum ada di aparat penegak hukum," kata Syaiful.

"Kalau menurut (penyidikan) mereka (SS dan TGL) adalah salah, mereka (polisi) lah yang bisa mengambil keputusan itu, kita ikuti proses hukum," tutupnya.

https://medan.kompas.com/read/2024/08/06/210251078/ketua-dpc-pkb-taput-dan-anggota-dprd-terpilih-ditangkap-karena-keroyok-sopir

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com