Mereka lalu menyebut Edy akan melawan kekuasaan ketika berhadapan dengan kandidat lain, yakni menantu Presiden Jokowi, Bobby Nasution.
Bobby menanggapi santai pernyataan PDI-P tersebut. Bobby mengatakan justru ia melawan petahana yang identik dengan kekuasaan. Menurutnya, petahana adalah orang yang sedang atau sebelumnya memiliki jabatan.
"Kita kan lawan incumbent. Incumbent kan biasa punya ini ya (jabatan), selalu kan dibilang sering melawan incumbent. Biasa kan, yang hari ini sedang ada jabatan atau memang jabatan sebelumnya," ujar Bobby seusai menerima rekomendasi dukungan dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Lapangan Gajah Medan, Rabu (14/8/2024).
Sebelumnya, pernyataan PDI-P siap melawan kekuasaan di Pilkada Sumut disampaikan Ketua DPP PDI-P Bidang Kehormatan, Komarudin Watubun, seusai menyerahkan rekomendasi dukungan ke Edy Rahmayadi di Lapangan Astaka, Deli Serdang, Sabtu (10/8/2024)
Komarudin saat itu mengaku, sudah menyiapkan strategi untuk menghadapi Bobby. Namun, dia enggan mengungkap detailnya. Baginya, melawan Bobby pada Pilkada Sumut sama dengan melawan kekuasaan.
"Ya, kita punya strategi, tapi tidak mungkin saya bicara di sini. Yang pasti kita rakyat jelata yang cinta demokrasi berhadapan dengan kekuasaan," ujar Komaruddin usai memberikan dukungan PDI-P ke Edy Rahmayadi di Lapangan Astaka, Deli Serdang, Sabtu (10/8/2024).
Di kontestasi politik ini, Edy Rahmayadi baru didukung oleh PDI-P. Namun PDI-P bisa mengusung calon gubernur lantaran memiliki 21 kursi di DPRD Sumut. Angka tersebut , memenuhi syarat 20 persen kursi dari jumlah 100 kursi di DPRD Sumut.
Sementara Bobby didukung 8 partai, yakni Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Golkar, Partai Gerindra, Partai Nasdem, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
https://medan.kompas.com/read/2024/08/14/234501678/pdi-p-sebut-edy-lawan-kekuasaan-di-pilkada-sumut-bobby-kita-yang-lawan