Salin Artikel

Dipecat Kemenag Maju Pilkada Sumut, Hasan Basri: Mengundurkan Diri

MEDAN, KOMPAS.com - Tenaga Ahli Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Hasan Basri Sagala, diberhentikan dari jabatannya karena mencalonkan diri sebagai bakal calon wakil gubernur mendampingi Edy Rahmayadi di Pilkada Sumatera Utara.

Keputusan tersebut disampaikan Juru Bicara Kementerian Agama, Anna Hasbie, pada Selasa (27/9/2024).

Klarifikasi Hasan Basri

Menanggapi pernyataan tersebut, Hasan Basri mengaku tidak dipecat, melainkan mengundurkan diri.

"Saya sebelum penetapan (menjadi bakal calon wakil gubernur) telah memasukkan surat pengunduran diri, ada tanda terimanya," ujar Hasan usai menjalani pemeriksaan kesehatan untuk Pilkada Sumut di Rumah Sakit Adam Malik Medan, Jumat (30/8/2024).

Meski demikian, Hasan mengaku lupa kapan tepatnya surat itu ditujukan ke Kementerian Agama.

"Saya lupa harinya, tapi saya sudah buat surat pengunduran diri secara resmi," katanya.

Menurut Hasan, yang paling penting saat ini adalah membangun narasi kebersamaan, bukan mempersoalkan status pemberhentiannya.

"Saya kira tak perlu kita pertegas lagi, kan pasti saya menghormati para ulama saya, para kiai saya, pemimpin saya. Dan saya kira kita harus kedepankan kebersamaan," tandasnya.

Sebelumnya, Edy Rahmayadi mengumumkan penunjukan Hasan Basri sebagai wakilnya pada Sabtu (25/8/2024).

Dua hari berselang, Kementerian Agama dalam keterangan tertulisnya menyampaikan bahwa Hasan telah diberhentikan.

“Hasan Sagala telah mencalonkan diri sebagai calon wakil gubernur Sumatera Utara tanpa izin dari Menteri Agama selaku atasan langsung. Sehingga, secara aturan tidak ada pilihan selain memberikan sanksi tegas diberhentikan dari jabatannya,” kata Juru Bicara Kemenag Anna Hasbie dalam keterangan tertulis, Selasa (27/8/2024).

Anna menjelaskan, surat keputusan pemberhentian Hasan Sagala sudah ditandatangani Menag Yaqut pada 26 Agustus 2024.

Dalam diktum SK tersebut, pemecatan Hasan dilakukan dalam rangka tertib administrasi dan dinilai sebagai sanksi yang perlu.

Alasan Pilih Hasan Basri

Edy Rahmayadi mengungkapkan alasan memilih Hasan Basri sebagai wakilnya dalam Pilkada Sumut berdasarkan tiga pertimbangan utama.

"Yang pertama, tinggi kami hampir sama jadi kalau foto simetris," ujar Edy di Hotel Grand Mercure, sesaat sebelum mendaftar ke KPU, Kamis (29/8/2024).

Edy juga menyebut Hasan sebagai sosok terdidik yang memiliki kesetiaan. "Kedua, dari wajahnya secara psikologis dia bukan penghianat. Kemudian dari segi ilmu, dia (Hasan) seorang sarjana," lanjut Edy.

Edy dan Hasan telah resmi mendaftar ke KPU pada Kamis (29/8/2024). Berkas pendaftaran mereka sudah dinyatakan lengkap oleh KPU.

Mereka diusung oleh PDIP dan Hanura, serta didukung oleh Partai Gelora, Ummat, Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), dan Partai Buruh.

Edy dan Hasan akan bersaing dengan Wali Kota Medan, Bobby Nasution, yang berpasangan dengan Bupati Asahan, Surya.

Pasangan Bobby-Surya didukung oleh NasDem, Gerindra, PAN, PKB, Perindo, PPP, PKS, Golkar, Demokrat, dan PSI.

https://medan.kompas.com/read/2024/08/30/225150478/dipecat-kemenag-maju-pilkada-sumut-hasan-basri-mengundurkan-diri

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com