Salin Artikel

Kronologi Nenek di Deli Serdang Ditemukan Tewas dengan Luka Dileher

Sore itu, usai adzan magrib, Lidya duduk-duduk di depan rumahnya. Tiba-tiba terdengar seorang pria meneriaki namanya. Yakni Razali Am, seorang kakek berusia 83 tahun, yang merupakan suami Nuraidah.

Lidya cukup mengenal keluarga Razali yang sudah 15 tahun menjadi tetangganya. Tak jarang ia merasa risih dengan Razali namun cukup iba dengan Nuraidah. Sesekali bahkan dirinya mengantarkan sayur mayur ke rumah pasangan lansia itu.

Di hari itu, dia melihat Razali berada di teras rumah dengan bertelanjang dada, mengenakan sarung.

Sebetulnya, ia enggan menanggapi panggilan Razali yang akrap disapanya atok. Tapi karena tahu Razali sulit berdiri, ia menghampiri.

“Saya dipanggil untuk menghidupkan lampu terasnya. Setelah itu, kayak ada panggilan dari hati saya, kok tidak ada suara nenek. Biasanya kalau dia ngaji ada suara, ini kok tidak ada,” kata Lidya saat dijumpai di rumahnya, Selasa (3/9/2024).

Merasa gelisah, ia mempertanyakan keberadaan Nuraidah. Namun Razali hanya diam seribu bahasa layaknya seseorang yang sedang menyembunyikan sesuatu. Lidya pun mengungkit apakah pasangan lansia ini bertengkar lagi.

“Saya bilang, atok begaduh lagi, nenek pergi? Terus dijawab, atok tak ada begaduh, tapi nenekmu bunuh diri di dalam, katanya,” ungkap Lidya.

Lidya awalnya tak percaya atas pernyataan Rizali. Dia kembali bertanya namun Rizali kembali bungkam.

Tak lama, Lidya melangkahkan kaki masuk ke dalam rumah. Sontak ia berkejut menemukan Nuraidah tewas di atas kasur.

“Itu aku langsung lari menjerit-jerit ke luar dan bilang ke warga, nenek bunuh diri. Saya sudah menangis dan merinding. Leher nenek itu digorok dan ada pisau di tangan kanannya,” ungkap Lidya.

Ia sempat mengalihkan pandangan untuk memerhatikan Rizali secara detail. Dilihatnya, ada bercak darah di bagian wajah dan sarung yang dikenakan Razali. Tak berapa lama, kepolisian tiba di lokasi dan melakukan evakuasi.

Lidya masih tak menyangka Nuraidah tewas. Di hari kejadian, sekitar pukul 14.30 WIB, masih diingatnya pembicaraan dengan korban yang kala itu mengantar sayur ke arah belakang rumahnya.

“Itu sebelum hujan, masih jumpa aku sama nenek. Dia bilang mau ngantar sayur ke belakang. Sempat pun ku bilang sesekali kasih ke aku juga lah sayurnya, Nek,” ucap dia.

Nuraidah tinggal di rumah itu bersama suami dan cucunya berinisial R. Namun saat kejadian, R masih bekerja di Kota Medan. Sedangkan anak dari pasangan lansia itu telah merantau ke Malaysia untuk bekerja.

Diakuinya hubungan pasangan lansia itu belakangan sedang tidak harmonis. Sebab, pada Sabtu (24/8/2024) malam, korban tinggal di rumah tetangga karena kerap kali dituduh selingkuh oleh Razali.

“Sempat pun kami sarankan agar nenek tidak pulang ke rumah. Karena kami takut, kakek ini sering bilang mau bunuh nenek. Masa nenek dituduh selingkuh, kan halusinasi dia aja itu,” ungkapnya.

Pagi tadi, jenazah Nuraidah pun telah dimakamkan usai menjalani proses otopsi di Rumah Sakit Bhayangkara Medan. Dirinya berharap, agar polisi dapat mengungkap kasus tersebut, apakah korban dibunuh atau bunuh diri.

Kepala Polsek Sunggal, Kompol Bambang Gunanti Hutabarat menjelaskan, petugas mendapatkan informasi korban tewas sekitar pukul 19.30 WIB. Setelah itu, mereka datang ke lokasi untuk melakukan evakuasi.

“Ada luka gorok di bagian leher dan ditambah lagi luka lain di sekujur badan. Pisau juga ditemukan di TKP. Untuk barang yang hilang tidak ada,” kata Bambang kepada Kompas.com melalui saluran telepon pada Selasa (3/9/2024).

“Selain itu, kami masih melakukan penyelidikan. Sejumlah saksi masih diperiksa termasuk suaminya. Memang ada dugaan pembunuhan tapi ini masih memastikan apakah benar atau tidak,” tambahnya.

https://medan.kompas.com/read/2024/09/03/213321578/kronologi-nenek-di-deli-serdang-ditemukan-tewas-dengan-luka-dileher

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com