Menurut Andi, pemilik kedai tuak, kedua pria itu awalnya datang bersama ke kedai dengan berboncengan sepeda motor.
Setelah memesan minuman, Zulkarnain menyanyikan beberapa lagu menggunakan mik dan speaker portable yang ada di kedai.
Setelah bernyanyi, Herman meminta mik agar pengunjung lain bisa bergiliran bernyanyi. Namun, Zulkarnain tersinggung, dan keduanya pun terlibat adu mulut.
"Tiba-tiba Zulkarnain mengambil pisau yang sering dibawanya, lalu menikam Herman," kata Andi saat ditemui wartawan di lokasi kejadian, Rabu (4/9/2024).
Andi menambahkan, meskipun tidak langsung mengeluhkan rasa sakit, Herman terlihat berlumuran darah. Herman sempat dilarikan ke rumah sakit tetapi meninggal dunia dalam perjalanan.
Andi juga mengungkapkan bahwa pelaku dan korban merupakan warga Kabupaten Simalungun yang tinggal di Nagori Bahliran Siborna, Kecamatan Panei. Korban meninggalkan seorang istri dan dua anak yang berumur 10 dan 5 tahun.
"Korban dan pelaku ini sering minum dan makan bersama. Setelah kejadian, pelaku langsung kabur," lanjut Andi.
Kasat Reskrim Polres Simalungun, AKP Ghulam Yanuar Lutfi, membenarkan peristiwa tersebut. Ia menyatakan bahwa polisi telah dikerahkan ke berbagai lokasi yang diduga menjadi tempat persembunyian pelaku.
"Kami sudah mengerahkan tim khusus untuk menangkap pelaku. Kami meminta kerja sama masyarakat untuk memberikan informasi yang dapat membantu proses pengejaran ini," kata Ghulam dalam keterangan tertulisnya.
https://medan.kompas.com/read/2024/09/04/111521578/perselisihan-di-kedai-tuak-berakhir-tragis-pria-di-simalungun-tewas-ditikam