Salin Artikel

Pendaftaran Masinton Pasaribu di Pilkada Tapteng Ditolak karena Tak Penuhi 1 Syarat Ini

Persyaratan itu menyangkut surat izin menarik dukungan dari partai koalisi yang sebelumnya didukung PDI-P dan Partai Buruh.

Adapun Masinton-Mahmud maju di Pilkada Tapteng dengan dukungan PDI-P dan Partai Buruh.

Namun, sebelumnya PDI-P dan Partai Buruh telah memberikan dukungan ke pasangan lainnya, Khairul Kiyedi Pasaribu-Darwin Sitompul.

Kahirul-Darwin telah mendaftar ke KPU Tapteng pada Selasa (27/9/2204).

"Nah, syarat itu sendiri, yaitu berupa surat pernyataan kesepakatan dari partai atau gabungan partai politik, yang ditandatangani juga oleh pasangan calon yang mendaftar di waktu normal," ujar Raja saat ditemui di kantor KPU Sumut, Kamis (5/9/2024).

"Jadi substansi dari surat pernyataan kesepakatan itu, menerangkan bahwa gabungan partai politik yang awal (didukung PDI-P dan Partai Buruh) yang sudah mendaftarkan pasangan calon itu, memberikan izin menarik dukungan, untuk mencalonkan pasangan calon baru," tambahnya.

Kata Raja, peristiwa ini tidak hanya terjadi di Tapanuli Tengah saja, tapi juga di Labuhanbatu Utara (Labura).

"Jadi karena memang ada satu syarat yang belum terpenuhi sehingga itu tidak bisa diterima pendaftarannya," ungkapnya.

Raja juga membantah gagalnya pendaftaran Masinton dan Effendi gara-gara mereka tidak bisa mengakses Sistem Informasi Pencalonan (Silon) Pilkada 2024.

"Ada juga (bakal calon) yang di dua kabupaten (Tapteng-Labura) ini meminta akses Silon kepada KPU-nya dan itu diberikan. Nah, oleh paslonnya atau oleh (koalisi) gabungan partai politiknya itu kemudian tidak menginput dokumen-dokumen yang menjadi persyaratan," ujarnya.

Kata Raja, pihak Masinton-Effendi memang sempat menyampaikan untuk mendaftar secara manual.

Namun, setelah dicek KPU Tapteng, tetap saja mereka tidak bisa memberikan surat dokumen yang diminta KPU.

"Ternyata tidak memenuhi syarat karena memang belum mencantumkan surat pernyataan kesepakatan tadi," kata dia.

Sebelumnya diberitakan, Masinton-Effendi mendaftar ke KPU di Rabu (4/9/2024) atau di hari terakhir perpanjangan pendaftaran Pilkada Tapteng.

Perpanjangan dilakukan karena di pendaftaran waktu normal, 27-29 Agustus 2024, hanya ada satu paslon yang mendaftar.

Saat proses pendaftaran di KPU Tapteng, sempat terjadi perdebatan alot antara tim pemenangan Masinton-Mahmud, yakni Sarma Hutajulu dengan Ketua KPU Tapteng, Wahid Pasaribu.

Sarma menjelaskan pihaknya mendaftar KPU secara manual karena aplikasi Silon KPU mengalami gangguan.

"Seluruh persyarat apakah memang KPU Tapanuli Tengah tidak menerima pendaftaran manual yang ingin kami lakukan detik ini. Kami tidak mau lagi menerima jawaban harus Silon itu sudah bapak jawab dari tadi," ujar Sarma kepada Wahid.

"Yang pertanyaan kami tolong dijawab karena Silon tidak berfungsi dengan baik sebagai alat bantu. Kami ingin mendaftarkan pasangan kami secara manual apakah KPU Tapteng menerima atau tidak?" tambah Sarma.

Kemudian Wahid menegaskan, KPU Tapteng tidak bisa menerima pendaftaran Masinton-Mahfud bila tidak melalui Silon.

https://medan.kompas.com/read/2024/09/05/193858878/pendaftaran-masinton-pasaribu-di-pilkada-tapteng-ditolak-karena-tak-penuhi-1

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com