Wasit pertandingan pun mengalami luka di pelipis matanya saat keributan terjadi.
Awalnya laga yang digelar di GOR Futsal Dispora Sumut, Deli Serdang ini memang bertensi tinggi. Inisiatif serangan dilancarkan anak-anak Papua Barat. Babak pertama pun ditutup dengan keunggulan Papua Barat 5-1.
Dalam babak kedua, tim putri Sumut bermain dengan tempo tinggi, mereka habis-habisan menggempur pertahanan Papua untuk memperkecil ketertinggalan.Benturan dan demi benturan antar pemain pun terjadi di lapangan, hingga akhirnya keributan tidak terelakkan.
Puncaknya terjadi pada menit ke-7 babak kedua, emosi kedua pemain tim tidak bisa dikendalikan, kedua tim pun terlibat saling dorong. Lalu ofisial Tim Sumut dan Papua juga sempat terlibat perkelahian dan saling pukul.
Saat keributan terjadi wasit tiba-tiba berlari ke pinggir lapangan sembari memegang pelipisnya yang berdarah, diduga terkena pukulan saat keributan terjadi. Pengawas pertandingan dan petugas keamanan langsung melakukan evakuasi.
Pertandingan lalu juga sempat dihentikan 30 menit, laga kemudian diteruskan dan dipimpin wasit pengganti.
Dalam laga ini tensi permainan belum juga turun, bahkan pemain Papua Barat Linda Oktavia Jaisona harus mendapat kartu merah setelah melakukan pemukulan terhadap pemain Sumut Ni Kadek Vidieya Wijayanti.
Kedua tim masing-masing menciptakan satu gol di babak kedua ini.Pertandingan kemudian berakhir dengan skor berakhir 6-2.Tim Papua Barat pun berhak meraih perunggu.
Usai pertandingan Pelatih Sumut, Bantuan Mandai menilai kepemimpinan wasit banyak merugikan timnya, hingga saat pertandingan mempengaruhi performa anak asuhnya.
“Kami tidak minta dibela, kami hanya kecewa dengan wasit sehingga banyak merugikan kami. Begitu pun, kami mengucapkan selamat buat Papua Barat atas kemenangan ini,” katanya.
Sementara itu, pelatih tim Putri Papua, Sayan Karmadi mengatakan kepemimpinan wasit dalam permainan ini memang tidak terlalu baik. Lalu dia menyebut wajar banyak benturan terjadi saat pertandingan, sebab berlangsung dengan tensi tinggi.
“Kalau saya melihat masih tidak bisa dibilang buruk (kepemimpinan wasit) meski memang tidak terlalu baik," ujarnya
"Mengenai benturan-benturan antar pemain di lapangan saya kira juga normal, ya. Ini, kan, pertandingan perebutan medali, jadi wajar kalau tensinya tinggi, di samping ada faktor kelelahan pemain juga,” tutupnya.
https://medan.kompas.com/read/2024/09/08/203202378/laga-sumut-vs-papua-barat-di-pon-xxi-ricuh-ofisial-berkelahi-dan-pelipis-wasit