KOMPAS.com - Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI yang digelar di Aceh dan Sumatera Utara disebut sebagai PON terburuk sepanjang pelaksanaannya.
Hal ini karena banyak kritikan tajam yang dilontarkan pihak peserta sejak dimulai hingga PON digelar terkait fasilitas venue yang masih belum selesai, jalan rusak, dan makan atlet yang dinilai tidak layak.
Padahal anggaran pesta olahraga yang digelar empat tahun sekali ini mencapai Rp 811 miliar untuk membangun venue-venue di berbagai lokasi.
Pesta olahraga terbesar nasional ini diikuti sebanyak 13.000 atlet dari berbagai daerah mulai dibuka 9-20 September 2024.
Berikut ini sejumlah kritik terhadap persiapan PON Aceh-Sumut yang dinilai belum memadai:
1. Jalan berkubang
Kondisi jalan menuju GOR Bola Voli Indoor Sumut Sport Center di Desa Sena, Kabupaten Deli Serdang masih dalam keadaan berkubang.
Para atlet kesulitan mengakses GOR Voli Indoor karena jalan berlumpur dan harus menggunakan papan untuk menghindari genangan air.
"Kalau dilihat sekarang ini, lapangan untuk pertandingan ini kalau menurut saya kurang layak. Kedua, jalan untuk ke venue sangat-sangat tidak layak," kata Kaptem Tim Voli DIKI Jakarta, Okky Damar Saputra saat diwawancarai Kompas.com di lokasi, Selasa (10/9/2024).
Beberapa alat berat juga terlihat masih bekerja untuk meratakan tanah sekitar venue. Padahal sejumlah pemain voli mulai melakukan latihan di GOR tersebut.
2. Kamar mandi sangat kotor
Tidak hanya itu, timnya sudah dua kali latihan di gor tersebut dan mendapati kamar mandi yang sangat kotor.
"Untuk kamar mandi dan tempat pergantian itu sangat-sangat kotor. Dan kamar mandi pun untuk masalah air bersih kurang," ucapnya.
"Di lapangan itu, menurut saya sangat tidak bagus dibuat pertandingan. Karena itu sangat licin, bahaya bagi pemain," tambahnya.
Ia menyayangkan situasi GOR yang kurang baik tersebut dan membandingkan dengan PON di Papua.
"Karena waktu kita tiba di sana (Papua), semua venue dan akses jalan sudah siap. Jadi kita tinggal fokus ke pertandingan," ungkapnya.
3. Atlet ngepel dulu sebelum latihan
Samsul, pelatih tim voli Jawa Barat mengomentari fasilitas sarana dan prasarana yang ada di PON Aceh-Sumut.
Menurutnya, event olahraga yang seharusnya cukup megah ini justru dikeluhka nkarena akses jalan yang kurang memadai, lapangan latihan belum siap hingga kamar mandi yang tidak berfungsi.
Tapi kenyataan, ya semua orang bisa melihat bahwa sarana dan prasarana, ya selama PON digelar di Indonesia, mungkin ini yang terburuk," kata Samsul Jais saat diwawancarai di lokasi, Selasa (10/9/2024).
"Kami yang berlatih, harus ngepel dulu (di lapangan pertandingan)," ungkap Samsul.
4. Jalan Stadion Utama belum tuntas
Jalan dan drainase di area Stadion Utama Sport Center, Deli Serdang, Sumatera Utara belum terselesaikan jelang penutupan PON XXI pada 20 September 2024.
Berdasarkan pantauan di lapangan, hanya sebagian kecil dari akses jalan menuju stadion utama, stadion madya atletik, dan gelanggang martial art yang telah diaspal.
Sementara itu, banyak truk dan alat berat masih bekerja untuk menimbun dan meratakan tanah di area seluas 300 hektare tersebut. Ketua Harian Panitia Besar (PB) PON Aceh-Sumut 2024,
Baharuddin Siagian, mengonfirmasi bahwa pembangunan jalan dan drainase tidak akan selesai sebelum penutupan PON.
"Saya pastikan itu, sampai dengan tanggal 20 September tidak akan selesai. Kontrak pengerjaannya berakhir pada Desember 2024. Jadi, kalau ada pertanyaan siap atau tidak siap, memang tidak siap," ujar Baharuddin dalam konferensi pers di Media Center PON, Hotel Santika Medan, pada Kamis (12/9/2024).
5. Venue wushu bocor
Venue wushu di PON Aceh-Sumut di Deli Serdang bocor. Tampak air menetes dari atas gedung dan ditampung menggunakan ember warna merah.
Terkait hal ini, Ketua Harian PON XXI Wilayah Sumut, Baharuddin Siagian, mengatakan, kebocoran terjadi karena ada talang atau saluran air gedung yang sumbat.
Namun, petugas akan melakukan pengecekan ulang untuk memastikannya.
"Kemarin ada talang yang sumbat, (mungkin belum teratasi) nanti coba kita cek lagi," ujar Baharuddin saat ditanya wartawan di Media Center PON XXI, Kamis (12/9/2024).
Pihaknya telah berkoordinasi dengan panitia penyelenggara untuk segera mencari solusi mengatasi masalah tersebut.
"Kemarin waktu pertandingan senam tidak ada bocor, tapi kalau ada bocor juga, luar biasa juga. Kemarin (pertandingan) senam itu aman. Ini kita lihat, kita cek (dulu keadaanya) biar kita antisipasi," kata Baharuddin.
6. Makan atlet terlambat
Keterlambatan konsumsi untuk para atlet PON XXI Aceh-Sumut terjadi mulai dibukanya perhelatan tersebut.
Koordinator Wilayah Aceh Sekretariat Kontingen Kalimantan Tengah Mikhael Agusta menyebutkan, distribusi konsumsi untuk atlet cabor panahan dan panjat tebing dari Kalteng tidak konsisten, sering kali mengalami keterlambatan.
"Distribusi konsumsi tidak konsisten, kadang tepat waktu, namun lebih sering terlambat," ujar Mikhael saat dikonfirmasi di Banda Aceh, Senin (9/9/2024), seperti dilansir Antara.
Dalam surat protes yang dikirimkan pada Minggu (8/9/2024), Mikhael mencatat pada Sabtu (7/9/2024), makan malam baru diterima pada pukul 22.30 WIB.
Hal serupa terjadi pada Minggu (8/9/2024), di mana para atlet baru menerima sarapan pukul 09.50 WIB.
Ia menegaskan, keterlambatan ini mengganggu persiapan dan latihan atlet yang sudah disusun demi meraih hasil terbaik dalam PON XXI.
"Kami menyampaikan nota protes atas pelayanan yang diberikan kepada kontingen Kalimantan Tengah, khususnya cabor panahan dan panjat tebing," tulis Mikhael dalam surat tersebut.
Keterlambatan konsumsi tidak hanya dialami oleh atlet Kalteng. Sebuah video yang diunggah oleh akun Instagram @kotabandaaceh menunjukkan seorang atlet asal Aceh baru menerima makan malam pada pukul 11.00 WIB.
Selain itu, seorang panitia humas PON yang enggan disebutkan namanya juga mengeluhkan kondisi konsumsi yang diterima atlet karena dikerumuni semut merah.
Ketua Bidang Konsumsi PB PON Aceh Diaz Furqan meminta maaf atas keterlambatan konsumsi tersebut dan memastikan tidak ada keterlambatan lagi.
"Kami memohon maaf atas beberapa kendala. Namun begitu, perbaikan dan evaluasi cepat kami lakukan begitu melihat adanya potensi hambatan. Misalnya dalam distribusi, kami memutuskan untuk menambah armada khusus yang didedikasikan untuk jalur-jalur distribusi agar atlet mendapatkan konsumsi tepat waktu, tanpa mengganggu jalur distribusi lain yang telah terjadwalkan,” kata Diaz dalam keterangannya, Rabu (11/9/2024).
Tanggapan Pj Gubernur Sumut
Menanggapi kritikan dan banyaknya kekurangan dalam ajang PON Aceh-Sumut ini, Pj Gubernur Sumut, Agus Fantoni membantah sebutan menjadi terburuk selama PON digelar.
"Kalau dibilang terburuk dari seluruh PON yang ada, saya kira itu tidak fair,” kata Fantoni saat diwawancarai di Media Center PON di Hotel Santika Medan, Rabu (11/9/2024).
Dia menilai, penyelenggaraan PON pasti ada kurang dan lebihnya. Namun dia mengakui ada beberapa venui yang tidak siap.
"Memang tidak semuanya sempurna, selalu ada kekurangan. Tapi kita cukup bangga ada venue yang kelasnya internasional. (Contohnya) venue boling yang begitu luar biasa pujian dari semua pihak,” kata Fantoni.
“Yang lain-lain, ada (venue) yang direhab dan ada yang dibuat baru. Dan yang paling menjadi tantangan kita adalah bahwa dengan anggaran yang ada, dengan waktu yang singkat, kita harus menyiapkan itu semua,” sambungnya.
Sumber: Kompas.com
https://medan.kompas.com/read/2024/09/13/154414378/kritikan-pon-xxi-aceh-sumut-disebut-jadi-terburuk-venue-hingga-makan-atlet-tak