Dito menyampaikan hal itu saat berkunjung ke venue voli pada Jumat (13/9/2024).
Mulanya, Dito menyinggung soal jalan akses jalan menuju pintu belakang venue voli, yang sempat ramai karena berkubang, telah membaik.
"Tadi saya turun ke sana, lagi ada pengerasan. Alhamdulillah jalannya tidak becek lagi, tidak ada lumpur kubangan," ungkapnya saat diwawancarai di Stadion Utama, Desa Sena, Kabupaten Deli Serdang, Jumat (13/9/2024).
Selain itu, dia juga menyebutkan penonton merasa nyaman saat melihat pertandingan.
Dito memuji lapangan pertandingan yang dilengkapi dengan AC khusus.
"Bisa dilihat, di lapangan ada AC khusus buat pemain dan penonton. Sistem AC-nya sudah berstandar nasional," kata dia.
"Meskipun kita akui ada beberapa finishing yang belum sempurna. Tapi perlu diakui ini salah satu venue voli terbaik di Indonesia," imbuhnya.
Dito menegaskan, masalah akses jalan yang berkubang hingga fasilitas di venue telah diselesaikan.
Menurutnya, saat ini kondisi venue tersebut sudah bagus dan bisa digunakan. Di samping itu, Dito meminta maaf karena pertandingan voli sempat diundur.
"Kepada masyarakat memang saya akuin kita mohon maaf jika memang ada keterlambatan atau delay," kata Dito.
"Tapi saya rasa kemarin delay itu hanya 1 hari. Jadi kita tetap harus apresiasi bagaimana Pemprov Sumut berserta pusat," sambungnya.
Berbeda dengan Menpora, sejumlah atlet masih mengeluh terkait venue bola voli indoor.
Cindy Tiara Berliyan, atlet dari tim DKI Jakarta mengatakan, hal utama yang dirasakan saat bermain ialah lapangan yang berdebu.
"Terus (masalah) debu. Itu tuh polusi udaranya gak enak, jadinya kita itu sesak napas," kata Cindy saat diwawancarai di lokasi pada Jumat (13/9/2024).
"Nah, kita kan DKI pakai polar. Otomatis nadi kita keliatan tinggi atau tidaknya. Karena polusinya, debu semua, kita sesak napas. Otomatis nadi kita tinggi karena itu," sambungnya.
Dirinya pun membandingkan pengalamannya bertanding di venue voli Sumut dengan venue voli ketika bertanding di PON Papua. Menurutnya, venue di PON Papua jauh lebih baik.
"Jauh banget. Memang sama-sama bangun GOR. Tapi fasilitas kayak toilet, dari kita datang di depan GOR itu bagus banget," ucapnya.
Meski begitu, ia menyampaikan konsumsi saat berlaga di Sumut masih lebih baik dibanding di Papua.
"Makanannya enak, tapi kalau fasilitas GOR kurang," paparnya.
Hal senada disampaikan Medi Yoku atlet voli tim Jawa Timur.
Medi menyampaikan, ada kendala yang didapati selama mengikuti pertandingan. Misalnya soal perjalanan menuju venue voli cukup jauh.
"Perjalanan dari penginapan ke sini jauh, sekitar satu jam. Menurut saya cukup lama. Terus kondisi GOR belum 100 persen selesai," ujar Medi.
"Jadi masih berdebu dan lain-lain. Mungkin mainnya jadi kurang maksimal. Terus masalah lampu, itu pas jam 2 dan jam 3 silau. Gak kelihatan bolanya," sambungnya.
Dia menyebutkan, kondisi di lapangan pertandingan masih berdebu sekali dan alasnya cukup licin. Hal itu tentu membuat pemain kurang nyaman.
"Nah, kalau di Papua kemarin lebih siap karena sudah ready dan tidak ada kendala seperti di sini," tutupnya.
https://medan.kompas.com/read/2024/09/14/145314978/kala-venue-voli-pon-dipuji-menpora-terbaik-di-indonesia-tapi-dikritik-atlet