"Untuk konsumsi sekarang sudah lumayan karena habis ditegur," kata salah atlet menembak asal Jawa Timur, Rafi Arofah Dirgantari, kepada Kompas.com, Rabu (18/9/2024).
Menurut Rafi, sebelumnya kondisi konsumsi benar-benar jauh dari kata layak. Dia sebagai mahasiswa kesehatan olahraga, merasa makanan yang disuguhi sangat kurang bergizi.
"Untuk snack masak kita dikasih gorengan dan susu Real Good, minimal Ultra Milk/Bear Brand," ujarnya.
Rafi mengatakan, tidak layaknya konsumsi atlet tersebut memang benar adanya, bahkan sejak hari pertama.
"Saya sempat radang dan akhirnya bilang ke VO kalau lain kali jangan banyak gorengannya, kami atlet butuh nutrisi yang cukup dan seimbang," tuturnya.
Di sisi lain, Rafi mengakui sangat menyayangkan ambruknya atap venue cabor menembak di Mata Ie, Aceh Besar. Seyogyanya, sebelum PON digelar semua persiapan sudah benar-benar matang dan selesai.
"Mungkin harus lebih matang untuk persiapannya, jangan terlalu menyepelekan pengerjaan venue, karena bisa jadi mengganggu psikis atlet," pungkasnya.
Sebelumnya, selain kondisi jenis makanan, distribusi konsumsi untuk atlet juga mengalami keterlambatan.
Ketua Bidang Konsumsi PB PON XXI Aceh, Diaz Furqan mengakui distribusi makanan untuk atlet mengalami keterlambatan dan itu terjadi pada 7 hingga 8 September.
Hal itu disebabkan beberapa faktor yang salah satunya kontingen belum melakukan pemesanan karena belum banyak atlet yang tiba di Aceh. Seharusnya, kontingen memesan konsumsi 1x24 jam sesuai kesepakatan.
"Kontingen belum tiba full di Banda Aceh, sehingga LO (Liaison Officer) yang bertugas belum dapat melakukan pemesanan konsumsi," jelas Diaz.
https://medan.kompas.com/read/2024/09/18/091008978/atlet-pon-di-aceh-snack-sekarang-lumayan-baik-sebelumnya-gorengan