Salin Artikel

Bobby Sebut Pembangunan di Sumut Tak Terlihat, Jubir Edy-Hasan: Hitung-hitungan Anak TK

Sutrisno menilai perbandingan yang dibuat Bobby tidaklah tepat.

"Pertama, perbandingannya seperti hitung-hitungan anak TK. Tidak mungkin membandingkan APBD Kota Medan dengan APBD Provinsi Sumut secara langsung," ujar Sutrisno saat dihubungi Kompas.com melalui telepon seluler, Kamis (26/9/2024).

Ia menjelaskan, dalam semua pemerintahan provinsi, sekitar 60 persen Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) digunakan untuk kepentingan Aparatur Sipil Negara (ASN), termasuk gaji.

Menurutnya, tidak mungkin seluruh sisa anggaran digunakan untuk pembangunan infrastruktur jalan saja.

Ia menambahkan bahwa anggaran untuk dinas pertanian digunakan untuk berbagai program, termasuk penyediaan bibit ternak.

Oleh karena itu, ia berpendapat bahwa perbandingan tersebut sangat tidak mungkin dilakukan.

Sutrisno juga menyebutkan, pembangunan yang dilakukan Bobby di Kota Medan banyak didukung oleh pemerintah pusat melalui anggaran pendapatan belanja negara (APBN).

Ia berpendapat bahwa aliran dana ke Medan tidak terlepas dari status Bobby sebagai menantu Presiden Joko Widodo.

"Sebelum masa jabatan Bobby, tidak ada walikota yang mampu melakukan pembangunan semasif itu," kata Sutrisno.

"Karena apa? Karena bukan menantu presiden. Dzulmi Eldin, Abdillah, dan Akhyar bukan menantu presiden. Wajar saja mereka tidak bisa melakukan pembangunan semasif yang ada sekarang," sambungnya.

Sutrisno menyebutkan salah satu proyek yang menggunakan APBN adalah pembangunan tanggul rob di Belawan, yang menelan anggaran Rp 100 miliar.

"Jadi tidak semuanya berasal dari APBD, sehingga tidak bisa dibandingkan. Jika ingin menyerang, sebaiknya lebih intelek, jangan seperti anak-anak. Publik Sumatera Utara bukan anak-anak," ungkapnya.


Ia menyarankan agar perbandingan dilakukan antara APBD Kota Medan yang Rp 6 triliun per tahun dengan pembangunan di Kota Semarang.

"Itulah yang seharusnya dibandingkan, bukan dengan Pemprov Sumut yang melayani 33 kabupaten dan kota. Mana mungkin dibandingkan? Di Kota Medan, Bobby hanya keliling dan semuanya bisa dijangkau," katanya.

Sebelumnya, saat kampanye perdana Pilkada Sumut pada Rabu (25/9/2024), Bobby menyampaikan kepada relawannya bahwa dengan anggaran APBD Kota Medan Rp 6 triliun per tahun, banyak pembangunan telah dilakukan selama 3,5 tahun masa jabatannya.

"Banyak proyek seperti Stadion Teladan, Lapangan Merdeka, Islamic Center, revitalisasi Lapangan Kebun Bunga, underpass, dan overpass semuanya menggunakan APBD," ujarnya.

Bobby menegaskan, jika terpilih menjadi gubernur, masyarakat tidak perlu khawatir akan kemampuan dirinya untuk melakukan pembangunan di Sumut.

"Setelah tidak lagi menjadi menantu presiden, saya tetap mampu membangun. Di Medan, anggaran yang kami gunakan adalah APBD," ujarnya.

Bobby juga heran mengapa Pemprov Sumut dengan APBD Rp 15 triliun per tahun tidak menunjukkan pembangunan yang jelas, terutama infrastruktur jalan.

"Jika kita kali lima tahun menjabat, anggaran Rp 15 triliun tidak terlihat hasilnya? Saya bilang, cukup kalikan Rp 10 triliun, kurangi Rp 5 triliun untuk gaji ASN. Berarti selama lima tahun sudah ada Rp 50 triliun. Apakah tidak ada pembangunan yang terlihat di Sumut?" tanyanya.

Bobby mengakui ada peran pemerintah pusat dalam pembangunan di Kota Medan melalui APBN.

Namun, dia menegaskan, banyak juga pembangunan yang dilakukan dengan menggunakan APBD.

"Dana transfer untuk pembangunan kami cukup seimbang, 46 persen dari APBD dan 47 persen dari APBN, hanya beda 1 persen. Jadi, pembangunan tetap bisa dilakukan," ungkap Bobby.

https://medan.kompas.com/read/2024/09/26/172610478/bobby-sebut-pembangunan-di-sumut-tak-terlihat-jubir-edy-hasan-hitung-hitungan

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com