Dalam kampanyenya, Edy mengungkapkan bahwa selama menjabat sebagai gubernur Sumut, dirinya telah memulai proyek multi-year untuk pembangunan jalan dan jembatan senilai Rp 2,7 triliun di Sumatera Utara.
Namun, setelah masa jabatannya berakhir, proyek tersebut dihentikan.
"Harusnya itu lanjut terus, supaya masyarakat merasakan dampaknya, infrastruktur yang lebih bagus bagi masyarakat," ujar Edy Rahmayadi di hadapan para pendukungnya di Labusel, seperti dikutip dari keterangan tertulisnya.
Edy menjelaskan bahwa proyek ini digagas setelah pandemi Covid-19, dengan menggunakan dana APBD Sumut tahun 2022-2024.
Proyek tersebut dikerjakan melalui perencanaan dan konsultasi yang panjang sebelum akhirnya mendapat persetujuan dari DPRD Sumut. Namun, setelah dirinya tidak lagi menjabat sebagai gubernur pada September 2023, proyek ini tidak dilanjutkan.
Berdasarkan data dari Dinas PUPR Sumut, proyek tersebut dihentikan pada Juni 2024. Ketika dihentikan, progres pembangunan jalan yang telah terealisasi mencapai 74% dari 163 ruas jalan yang diprogramkan.
Meskipun demikian, Edy Rahmayadi, mantan Pangkostrad, menegaskan bahwa dirinya tidak ingin mencari pembelaan atau menyalahkan pihak manapun. Ia tetap menghormati kebijakan pemimpin yang menggantikannya.
Edy, yang juga mantan Ketua PSSI, menegaskan bahwa salah satu alasan ia mencalonkan diri kembali sebagai gubernur adalah untuk melanjutkan program kerjanya, terutama dalam bidang pembangunan infrastruktur.
"Dan inilah kemudian rencana saya maju kembali bersama Hasan Basri Sagala (calon wakil gubernur) di Pilgub Sumut 2024 ini, melanjutkan program pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan Sumut, serta program pembangunan kerakyatan lainnya," pungkas Edy.
https://medan.kompas.com/read/2024/09/30/223448078/edy-rahmayadi-sesalkan-proyek-jalan-rp-27-triliun-di-zamannya-tak-tuntas