Hukuman tersebut dilakukan di dalam kelas pada Kamis (19/9/2024) oleh guru agama, Selly Winda Hutapea. Tak sendiri, Rindu dihukum bersama dengan lima rekannya karena tak mengerjakan tugas.
Belakangan diketahui bahwa Rindu sempat sakit tifus sebelum dihukum. Namun untuk mengetahui penyebab kematian Rindu, polisi melakukan otopsi.
Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Deli Serdang, Muriadi mengatakan Selly Winda Hutapea baru sembilan bulan mengajar. Ia mengajar pendidikan agama Kristen sejak Januari 2024 menggantikan guru lain yang pensiun.
Sementara itu Kepala Sekolah SMP Negeri 1 STM Hilir, Suratman mengatakan ia dan para guru terkejut saat mendapatkan kabar Rindu meninggal dunia.
Bahkan Selly tampak terguncang saat tahu muridnya meninggal dunia.
"Gurunya (Selly) gemetar dan tampak depresi. Ia tidak menyangka hal ini bisa terjadi. Kami pun sama sekali tidak menduganya," kata Suratman.
Ia mengatakan Selly memutuskan tak ikut rombongan guru ke rumah duka karena suasana masih panas.
"Saat hendak berkunjung ke rumah duka, SW menangis," tambah Suratman.
Suratman juga menyebutkan bahwa Guru Selly kini telah dinonaktifkan dari tugas mengajarnya, sehingga ia bisa fokus menyelesaikan kasus tersebut.
Guru honorer, digaji Rp 500.000 per bulan
Silalahi, ibu Selly Winda Hutapea membantah anaknya seorang pembunuhan. Sehari-hari Silalahi bekerja sebagai tukang cuci.
"Anakku terus bertahan. Katanya bahwa dia tidak melakukan, dia (anak saya) tidak membunuh!" kata Silalahi saat ditemui di kediamannya di Desa Negara Beringin, Kabupaten Deli Serdang, Selasa (1/10/2024).
Silalahi menyebut Selly dijerumuskan sebagai dalang di balik meninggalnya Rindu.
Menurut dia, Selly adalah anak pertama dari lima keluarga. Silalahi menjadi tulang punggung keluarga selama 10 tahun setelah sang suami meninggalkannya dan lima anak-anaknya.
Selly kemudian menjadi guru honorer walau gajinta tak besar untuk membantu keuangan keluarganya.
"Tolong jangan ganggu keluarga saya. Tak ada kasihan lihat kami. Jangan ganggu anak saya bikin kek gitu. Kalau tidak mau dididik anaknya, enggak usah sekolah kan," tutupnya.
Ia mengatakan hari ini, Selasa (1/101/2024), Selly tak rumah sejak pagi karena pergi bersama pihak sekolah.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Goklas Wisely | Editor: Farid Assifa, Reni Susanti, Teuku Muhammad Valdy Arief)
https://medan.kompas.com/read/2024/10/01/171700678/sosok-guru-honorer-yang-hukum-murid-squat-jump-100-kali-digaji-rp-500.000-per