Salin Artikel

IPAL Parapat Bermasalah, Pelaku Usaha Diminta Bayar Rp 450.000 untuk Layanan Tak Berfungsi

Proyek ini awalnya bertujuan mengurangi pencemaran limbah di Danau Toba, tapi hingga kini belum terlihat manfaatnya.

Ketua Bidang Advokasi Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Cabang Simalungun, Imlek Sidabutar, mengaku tidak tahu siapa yang bertanggung jawab mengoperasikan IPAL tersebut.

“Yang kami lihat, limbah rumah tangga masih menjadi masalah utama bagi sektor pariwisata di Parapat. Soal IPAL itu, siapa petugasnya? Kami tidak tahu," ujar Imlek, Rabu (23/10/2024).

Imlek menjelaskan, sejak IPAL diresmikan, tidak ada instansi kementerian atau Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Simalungun yang melakukan pemantauan terhadap fungsinya.

“IPAL itu tidak berfungsi. Kalau berfungsi, pasti ada petugasnya. Kami sudah membuang limbah sesuai prosedur, tetapi sistemnya rusak terus. Mesinnya sering rusak, bahkan pernah sampai menghancurkan keramik rumah orang, tapi tidak diperbaiki lagi," keluhnya.

Imlek juga menyebut bahwa para pelaku usaha diminta membayar Rp 450 ribu per bulan untuk layanan yang tidak berfungsi.

"Mana mau kami bayar kalau seperti itu," katanya.

Proyek pembangunan IPAL Parapat dimulai pada 2020 oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dengan biaya mencapai Rp 45,6 miliar.

Proyek ini mencakup wilayah Parapat di Kabupaten Simalungun dan Ajibata di Kabupaten Toba.

IPAL Ajibata memiliki kapasitas 2.010 meter kubik untuk melayani 1.380 kepala keluarga, sedangkan IPAL Parapat berkapasitas 518 meter kubik untuk 300 kepala keluarga.

Fasilitas yang dibangun mencakup sistem jaringan perpipaan, sambungan rumah, bak pengolahan, rumah panel, rumah pompa, serta mekanikal dan elektrikal.

Camat Girsang Sipangan Bolon, Oslando Parhusip, menegaskan tidak bertanggung jawab atas pengelolaan IPAL. Tidak ada serah terima aset dari kementerian kepada kecamatan.

"Soal IPAL di Pantai Bebas Parapat, bukan tanggung jawab kami. Tidak ada penyerahan aset ke kecamatan," ujar Oslando.

Sementara itu, laman resmi PUPR menyatakan pembangunan infrastruktur di Destinasi Pariwisata Super Prioritas direncanakan secara terpadu, termasuk penyediaan air bersih dan pengelolaan limbah.

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Diresmikan Tahun 2022, Pengusaha Perhotelan Sebut IPAL di Parapat Tak Berfungsi.

https://medan.kompas.com/read/2024/10/23/160421278/ipal-parapat-bermasalah-pelaku-usaha-diminta-bayar-rp-450000-untuk-layanan-tak

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com