Sebelum tiba di Deli Serdang, mereka berlayar selama 17 hari dari kamp pengungsian di Bangladesh.
Salah satu pengungsi, M. Sufaid (24), menjelaskan mereka awalnya mengungsi di Bangladesh karena adanya konflik di Myanmar, tempat asal mereka.
Berharap mendapatkan perlindungan di Indonesia, mereka nekat berlayar menggunakan kapal kayu.
"Ternyata ada penolakan terhadap kami oleh masyarakat," ungkap Sufaid saat diwawancarai di Aula Camat Pantai Labu.
Meski menghadapi penolakan, Sufaid berharap masyarakat Indonesia dapat menerima mereka.
“Kami berharap bisa ditampung sementara di Indonesia dan kemudian dikirim ke negara ketiga. Kami memilih Indonesia karena kami tahu di sini banyak saudara muslim kami," ujarnya.
Sekretaris Camat Pantai Labu, Azizur, menyatakan bahwa jumlah pengungsi mencapai 146 orang, terdiri dari 64 pria, 62 wanita, dan 20 anak-anak.
Azizur menjelaskan bahwa para pengungsi mendarat di muara Pantai Dewi Indah dengan kapal kayu besar sekitar pukul 04.00 WIB.
Saat ini, mereka telah dibawa ke Aula Kantor Camat Pantai Labu untuk proses pendataan.
https://medan.kompas.com/read/2024/10/24/204515278/setelah-berlayar-17-hari-dari-bangladesh-146-pengungsi-rohingya-terdampar-di