Awalnya, Bobby ditanya oleh moderator terkait langkah memperkuat pendidikan karakter melalui potensi kearifan lokal.
Bobby kemudian menjawab bahwa muatan lokal (mulok) sangat penting untuk menjaga budaya di Sumut.
Untuk itu, Bobby ingin agar pendidikan mulok tidak hanya diajarkan, tapi juga harus diterapkan ke dunia digital.
"Caranya mulok didampingi kegiatannya dan berimplikasi dengan dunia digital.
Jadi mereka bisa ceritakan ceritakan kebudayaan dengan film, musik, dengan festival. Ini harus dilakukan sekolah-sekolah di Sumut," ujar Bobby saat debat Pilkada Sumut, Rabu (30/10/2024).
Menanggapi pernyataan Bobby, Edy kemudian membahas soal ekstrakurikuler.
Dia menyebut, ekstrakurikuler harus memuat materi budi pekerti.
"Itu lah yang diarajkan di budi supaya mendukung anak-anak kita punya etika, integritas di samping intelektualitas, bukan itu yang disampaikan sehingga debat-debat bisa membuahkan hasil," ujar Edy.
"Dari tadi saya tak bisa mendengar, berbicara tentang program dan khususnya saya memperhatikan sekali karena kita butuh pendidikan. Berikan masukan pendidikan yang jelas karena kita tuntut anak-anak kita mempunyai budi pekerti. Mudah-mudahanan dipahami apa yang saya sampaikan ini," kata Edy menambahkan.
Mendengar pernyataan itu, Bobby menilai Edy tak paham bedanya muatan lokal dan ekstrakurikuler.
"Terima kasih, Pak Edy, tapi mohon maaf sekali Pak Edy, yang ditanya itu muatan lokal, Pak. Ekstrakurikuler beda lagi, Pak. ekstrakurikuler dan muatan lokal itu beda, setahu saya, mohon maaf kalau salah mohon dikoreksi," ujar Bobby yang diikuti sorakan penonton.
https://medan.kompas.com/read/2024/10/30/221517578/bobby-nasution-sebut-edy-rahmayadi-tak-bisa-bedakan-ekskul-dan-muatan-lokal