Momen itu terjadi saat sesi tanya jawab debat.
Bobby memakai istilah UHC atau Universal Health Coverage tanpa menjelaskan kepanjangan ataupun penjelasan soal istilah itu.
Padahal, moderator dalam aturan tata tertib debat mengatakan setiap pertanyaan yang menggunakan istilah atau singkatan asing harus dijelaskan.
Awalnya, Bobby bertanya kepada Edy dan pasangannya, Hasan Basri, soal pelayanan kesehatan.
Bobby mengatakan Kota Medan di bawah pimpinannya telah berstatus UHC atau cakupan kesehatan semesta, yang artinya masyarakat bisa menikmati fasilitas kesehatan tanpa mengalami hambatan finansial.
Bobby lalu mempertanyakan mengapa Sumut di bawah kepemimpinan Edy Rahmayadi tidak bisa menjadi provinsi berstatus UHC.
"Sebenarnya provinsi di Sumut sudah bisa UHC. Kenapa di masa Bapak, lebih memilih membeli gedung eks Medan Club yang harganya Rp 400 miliar, sedangkan masyarakat yang kurang mampu belum bisa menggunakan KTP untuk berobat? Alangkah lebih baiknya menggratiskan masyarakat," tanya Bobby kepada Edy.
Merespons pertanyaan Bobby, Edy mengatakan seharusnya Bobby mengetahui tata tertib debat, yakni menjelaskan singkatan UHC dengan gamblang.
Edy kemudian sempat percaya diri mengetahui istilah UHC tersebut.
"Tadi sudah disampaikan moderator kalau ada singkatan dipanjangkan dan diterjemahkan. UHC, Universal Health Care, itu yang dibanggakan dengan KTP bisa berobat. Bukan itu persoalannya. Itu adalah penerapan nasional untuk mengatasi BPJS," ujarnya.
Edy lalu mengkritik kebijakan berobat gratis yang diusulkan Bobby, yang menurut Edy, tidak relevan.
"BPJS yang menggunakan APBN saja tidak menjadikan jawaban, apalagi UHC yang setingkat wali kota Medan, menyiapkan KTP untuk rakyat berobat. Jangan bohongi rakyat," kata Edy.
Mendengar jawaban Edy, Bobby lalu menimpali.
Dia mengatakan bahwa istilah UHC yang disebutkan Edy salah.
"Pak Edy, pertanyaan saya simpel. Kok lebih memilih Medan Club dibandingkan UHC? Walaupun C-nya tadi, mohon maaf, Pak, C-nya bukan care, tapi coverage," kata Bobby.
Menantu mantan Presiden Joko Widodo itu juga mengatakan Edy sama sekali tidak menjawab pertanyaannya.
"Kenapa lebih memilih Rp 400 miliar untuk beli aset, untuk perluasan halaman kantor gubernur, dibandingkan memberikan uangnya tadi kepada masyarakat supaya bisa berobat?" ujarnya.
Padahal, kata Bobby, dengan uang Rp 400 miliar bisa digunakan untuk memperbaiki fasilitas rumah sakit hingga puskesmas.
"Itu lebih baik daripada beli Medan Club hanya untuk meluaskan kantor gubernur yang hari ini sudah besar. Mungkin masyarakat belum tentu bisa masuk," ujarnya.
https://medan.kompas.com/read/2024/10/31/081128878/debat-pilkada-sumut-bobby-bertanya-dengan-singkatan-uhc-edy-salah-sebut