Salin Artikel

Debat Pilkada Tapanuli Selatan, Paman Vs Keponakan Saling Adu Gagasan

TAPANULI SELATAN, KOMPAS.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Tapanuli Selatan (Tapsel) menggelar debat publik perdana untuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Tapsel di Hotel Sapadia, Padanglawas Utara, Senin (4/11/2024) malam. 

Debat tersebut diikuti dua pasangan calon (Paslon) bupati dan wakil bupati, Gus Irawan Pasaribu-Jafar Syahbuddin Ritonga dengan nomor urut 1, dan Dolly Putra Perlindungan Pasaribu-Parulian Nasution dengan nomor urut 2.

Menariknya, kedua calon bupati merupakan paman dan keponakan.

Gus Irawan Pasaribu, calon bupati nomor urut 1, diberikan kesempatan pertama untuk menyampaikan visi dan misinya.

Gus menjelaskan lima misi utamanya, di antaranya:

  • Peningkatan pendapatan masyarakat, terutama di sektor pertanian, mengingat sebagian besar penduduk Tapsel adalah petani.
  • Peningkatan sektor UMKM, dengan fokus pada tiga kelemahan: keterampilan, permodalan, dan pemasaran.
  • Pembangunan pariwisata yang terintegrasi di Tapsel.
  • Digitalisasi pelayanan dan reformasi birokrasi, terutama di daerah-daerah yang masih blank spot.

"Saya kebetulan Ketua HKTI di Sumatera Utara, tahu betul bagaimana situasi para petani kita. Karena itu, kami memiliki ekosistem untuk urusan para petani," ungkap Gus.

Selanjutnya, calon bupati nomor urut 2, Dolly Pasaribu, menyampaikan pandangannya.

Dolly, yang merupakan calon bupati petahana menjelaskan, telah menjalankan pemerintahan selama tiga tahun, di mana dua tahun di antaranya dilalui dalam situasi pandemi Covid-19.

Dolly menyampaikan beberapa program unggulan, antara lain:

  • Peningkatan kualitas pendidikan dengan memberikan insentif kepada guru dan menyediakan seragam serta susu gratis bagi siswa SD dan SMP.
  • Pemerataan kesempatan belajar dengan memberikan pelatihan kepada guru-guru.
  • Penyediaan pengobatan gratis bagi masyarakat dan menjadikan Tapsel sebagai pusat rujukan kesehatan di Tabagsel.
  • Pembukaan kembali Balai Latihan Kerja (BLK) untuk meningkatkan keterampilan tenaga kerja.

"Visi kami adalah 'Tapsel yang maju, berkelanjutan, dengan sumber daya unggul sejahtera,'" pungkas Dolly.

Ketua KPU Tapsel, Zulhajji Siregar, menyatakan bahwa debat publik ini merupakan metode kampanye yang penting bagi pasangan calon.

"Masing-masing pasangan calon menyampaikan visi dan misinya di hadapan seluruh warga Kabupaten Tapanuli Selatan, sehingga pada tanggal 27 November 2024, masyarakat dapat menentukan pilihannya berdasarkan informasi yang telah disampaikan," ujarnya.

Pilkada Tapsel 2024 diikuti oleh dua Paslon.

Paslon nomor urut 1, Gus Irawan Pasaribu-Jafar Syahbuddin Ritonga, mendapat dukungan dari 12 partai politik, termasuk Golkar, Gerindra, dan PDIP.

Sementara itu, Paslon nomor urut 2, Dolly Pasaribu-Parulian Nasution, merupakan calon petahana yang berhasil lolos melalui jalur independen.

https://medan.kompas.com/read/2024/11/05/120933878/debat-pilkada-tapanuli-selatan-paman-vs-keponakan-saling-adu-gagasan

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com