Dalam debat, Boby menyebut soal PDAM Tirtanadi yang 80 persen lebih melayani warga Kota Medan.
"Hari ini yang dirasakan warga Medan airnya kadang hidup, kadang tidak. Kalau pun hidup, warnanya coklat. Tapi yang diminta, dipastikan oleh masyarakat itu adalah minta dibayar terus tiap bulan" kata Bobby.
"Kami memastikan layanan-layanan publik, layanan masyarakat yang dikelola oleh BUMD akan kita kelola dengan baik. Memastikan layanannya dapat dirasakan oleh masyarakat. Baru apresiasi dari masyarakat akan bisa kita kutip. Kita bisa minta pembayarannya," kata dia.
Soal Bank Sumut, Bobby ingin Bank Sumut mendapatkan IPO seperti bank daerah yang ada di wilayah lain.
Menanggapi pernyataan tersebut, Edy Rahmayadi mengatakan 5 September 2018, ia mulai memimpin Sumatera Utara dengan kebutuhan air adalah 224.000 kubik liter per detik.
"Saat ini tinggal 17.000 liter per detik dalam waktu lima tahun kami kelola. Memang belum sempurna, walau belum menjawab kebutuhan permintaan rakyat kita. Tapi berangsur itu akan menjadi baik dan ada bantuan dari PUPR untuk membangun instalasi Tirtanadi kita,"
Edy juga menegaskan bahwa Bank Sumut tidak defisit dan berjalan dengan baik serta bisa diandalkan. "Nanti tinggal kita arahkan," kata Edy.
https://medan.kompas.com/read/2024/11/13/232300378/saling-sindir-edy-rahmayadi-dan-bobby-nasution-soal-air-bersih-di-medan